Friday, December 22, 2006

Hari Ibu


Kenapa hari ibu di Indonesia beda tanggal dengan mother's day di luar negeri sana yang jatuh di bulan Mei?. Aku pernah baca, dulu pada tanggal 22 Desember, tahunnya lupa, pokoknya jauh sebelum Indonesia merdeka, diselenggarakan semacam kongres perempuan. Disana terbentuk perkumpulan perempuan yang bertekad men-sejajarkan diri dengan kaum laki-laki dalam berjuang memerdekakan bangsa dan juga berjuang menjadi perempuan yang maju. Hari itu pada akhirnya ditetapkan sebagai Hari Ibu.

Dulu, katanya, peringatan Hari Ibu lebih menekankan pada penghargaan buat para Ibu atas jasa-jasa dalam keikutsertaan dalam perjuangan bangsa. Kemudian makin lama makin bergeser kepada jasa para Ibu sebagai Ibu. Akhirnya jadi sama seperti konteks mother's day yang ditandai dengan pemberian hadiah atau ucapan terima kasih atas semua cinta kasih Ibu.

Senang ya, ada satu hari yang didedikasikan khusus untuk Ibu. Tadi pagi waktu aku buka jendela kamar, Hafizh yang baru membuka mata langsung bilang 'selamat hari ibu!'. Padahal tadi malam dia udah mengucapkannya. Menjelang tidur semalam, tiba-tiba saja dia teringat kalau besok hari ibu. Buru-buru dia mengambil kertas dan bolpen trus keluar kamar. 'Mau bikin surat' katanya. Aku nggak boleh liat. Nggak lama dia masuk lagi, langsung peluk dan cium aku sambil bilang 'selamat hari Ibu, aku sayang Ibu'.

Terharu. Apalagi baca suratnya. Ada tulisan besar: SURAT. Terus dua baris kalimat 'ibu sayang hafizh' dan 'hafizh sayang ibu'.

"Maaf ya Bu, suratnya pendek. Aku tadi siang lupa bikin. Besok aku bikinin lagi ya..."

Hafizh tuh kayak ada yang ngajarin aja. Kalau dia lagi nggak liburan pasti aku kira dia diajarin disekolah. Mungkin dia lihat beberapa iklan layanan masyarakat di tipi tentang Hari Ibu ya. Jadi nggak sabar pengen lihat suratnya yang kedua malam nanti.

Makasih ya Nak, udah ngingetin Ibu juga untuk telpon Nyai, manusia paling baik sedunia bagi Ibu.

Selamat Hari Ibu!


2 previous comments

Thursday, December 21, 2006

Akhirnya...

6 bulan ASI eksklusif didiskon satu minggu. Apa boleh buat. Stock ASI di freezer sudah habis-bis. Perasan ASI harian masih tetep kalah sama nafsu minum dek Haqqi. Ya sudah, akhirnya beli juga susu formula.

Cerita sedihnya, kemarin sore dikabari sama Ayah (yang kebetulan lagi izin cuti hari itu) kalau seluruh badan Haqqi tiba-tiba berbercak merah. Aku langsung tau kalau itu akibat si susu formula. Memang benar, menjelang sore itu Haqqi diberi tambahan 60 ml susu formula yang masih diencerkan, sesuai instruksiku.

Tapi ASI perasan sudah habis dan Haqqi sudah mulai lapar lagi. Akhirnya diputuskan untuk memberi biskuit bayi yang dicairkan sambil menunggu Ibu (baca: pabrik ASInya Haqqi) pulang.

Ya ampun, sedihnya bukan main sore itu.
Maaf ya Nak, seharusnya Ibu di rumah saja supaya bisa tetap menyusuimu kapan saja kamu mau.

Sampai di rumah, bercak merah di badan Haqqi sudah sebagian menghilang dan malam harinya hilang sama sekali. Alhamdulillah. Kita putuskan untuk beli susu formula merk lain untuk tambahan ASI besok siang (hari ini). Semoga merk yang baru ini bisa cocok buat Haqqi. Kalau enggak cocok juga terpaksa coba susu formula yang khusus alergi (yang konon harganya muahal banget).

Well, beginilah akhir dari cita-cita ASI eksklusif. Tanggung. Kurang sedikit lagi.
But this is the best I can do. Alhamdulillah.



5 previous comments

Saturday, December 16, 2006

tabah


Ini kerjaan Hafizh seminggu kemarin. Tugas dari sempai (guru karate) menghapalkan pedoman karate-do. Buat anak kecil seumuran Hafizh urusan hapal-menghapal bukan masalah besar. Gampang. Nggak kayak ibunya yang sudah susah kalau disuruh menghapal ;).

Kertas hapalan dari sempai ditempel dipintu. Sambil lalu dibacanya setiap melewati pintu. Dibantu sedikit, dalam beberapa hari Hafizh sudah hapal. Siap ditest sama sempai.

Selanjutnya tugas Ibu menjelaskan isi dari hapalan itu. Maksudnya biar Hafizh nggak cuma hapal di mulut saja, tapi mudah-mudahan bisa mengamalkan isinya juga.



Ada satu point yang masih jadi kosa kata baru buat Hafizh. Point nomor empat: berjiwa tabah.

"tabah itu apa sih, Bu?"
"tabah itu....(mikir keras nyari kata yang paling tepat buat Hafizh) hatinya kuat setiap kali ketemu sama kesedihan atau kesulitan"
"hmm...kalo sakit nggak boleh nangis, gitu?"
"boleh aja nangis, tapi nggak keterusan nangisnya, kalau sakitnya sudah berkurang harus segera berhenti menangis trus tertawa lagi"
"oo....(ngangguk-nggangguk) jadi kalau sedih....aku harus tabah"
"iya dong"
"berarti kalau Ibu marah marah aku juga harus tabah"
"!!??"



5 previous comments

Thursday, December 14, 2006

Hiburan Pagi (2)

Naik metromini setiap hari saat berangkat ngantor memang selalu penuh dengan cerita. Seperti pengalaman kemarin pagi, lucu juga kalo diingat-ingat. Saya dapat tempat duduk persis disebelah seorang bapak-bapak yang membawa bungkusan besar di bawah kakinya. Perawakannya kecil, usianya saya tebak sekitar 50an. Sejak saya baru duduk dia sudah mulai bicara.

Yang tadi baru turun itu (maksudnya orang yg sebelumnya duduk di kursi saya) orang padang, dia heran kok saya bisa bahasa padang, bahasa medan, bahasa jawa juga.... blabla dst.

Saya tersenyum sopan. Dia terus bicara.

Kalau orang yang sering merantau pasti bisa banyak bahasa, kalau orang di Jakarta
payah, cuma bisa satu bahasa. Saya di Medan lama.... blabla dst
.”

Dia bercerita tentang keluarganya di Medan. Lengkap. Saya jadi tahu kalau dia punya anak tiga orang, yang besar sudah bekerja & menikah, yang kecil usianya 13 tahun.

Saya terus tersenyum setiap kali bapak itu menatap saya, memastikan bahwa saya mendengarkannya bicara.

Pemerintah kita juga salah sih, pembangunan nggak merata, akibatnya.... blabla dst.”
Adik kerja?” tanyanya, saya mengangguk saja, agak malas ngobrol pagi-pagi.
hmmh…untung sudah kerja, kalau masih sekolah pasti repot, kasihan orang tuanya, sekolah sekarang mahal. Pemerintah nggak pernah mikirin rakyatnya. Kemarin anak saya mau masuk SMP saja.... blabla dst.”

Di tulisan ini kalau saya tulis ‘blabla dst’ itu berarti dia bercerita panjaaang sekali.
Dia bercerita tentang beratnya menyekolahkan anak. Bapak ini ternyata seorang pedagang dari medan yang sekarang sedang ‘hunting’ barang dagangan di Jakarta.

Adik lihat ini contoh dagangan saya (dia membuka bungkusan besar yg ada di kakinya, isinya sample bahan untuk gordin), kualitas nomor satu. Di Jakarta ini kalau nggak pintar-pintar pasti tertipu sama barang palsu. Barang-barang impor itu.... blabla dst.”

Kali ini saya panjang lebar diceritakan tentang tips trik perdagangan kain, yang sama sekali tidak saya mengerti.

Saya mulai mengantuk. Tapi tetap berusaha tersenyum.
Setiap hari macet ya disini. Pasti capek nyetir mobil. Nyetir mobil itu gampang loh Dik, yang penting bisa menguasai gas dan rem, sama aja kayak naik motor.... blabla dst.

Sekarang saya diajarkan cara nyetir mobil. Plus, cara memperbaiki mobil kalau tiba-tiba mogok.
Service mobil juga gampang, pertama lihat aki-nya, yang kedua lihat businya, ketiga.... blabla dst

Dia melanjutkan dengan cara menjahit dan memotong pola. Nggak nyambung kan.
Kalau bisa menjahit tapi nggak bisa memotong percuma Dik.... blabla dst

My God, he can’t stoptalking. Sementara saya belum sepatah katapun bicara.

harusnya jalan raya diperlebar ya. Tapi jangan main gusur rumah rakyat aja.... blabla
limbah industri makin parah mencemari.... blabla
u-em-er sangat rendah disini.... blabla
illegal logging dibiarkan saja.... blabla
kasihan para te-ka-we.... blabla

Saya benar-benar mengantuk. Sudah separuh lebih perjalanan menuju terminal Blok M. Tiba-tiba dia menanyakan tanggal. Saya jawab ‘tiga belas’. Itu satu-satunya jawaban lisan yang saya ucapkan selain sekedar anggukan dan senyuman. Padahal dia sudah bercerita panjang lebar tentang sebagian kecil masalah di Negara ini.

Dia terdiam cukup lama (mungkin karena hari ini tanggal tiga belas? Saya nggak tau). Saya langsung pejamkan mata saya yang mengantuk. Feeling saya, dia sudah mulai akan bicara lagi tapi batal melihat saya ‘tidur’.

Tapi ternyata saya salah kalau berpikir dia akan diam apalagi ikut-ikutan tidur juga. Tiba-tiba dia bernyanyi. Catat: bernyanyi! bukan bersenandung. Semua syairnya sangat jelas di
telinga saya meskipun saya tidak tahu lagu apa yang dinyanyikannya.
Hmmh....nikmati saja. Saya tetap memejamkan mata meskipun tak bisa tidur, lumayan buat mengistirahatkan pikiran.

Ketika metromini sudah sampai lampu merah di daerah melawai, saya membuka mata, merapikan tas dan bersiap untuk turun karena terminal Blok M sudah kira-kira 200 meter lagi di depan. Eh, si bapak berhenti bernyanyi.
Enak ya bisa Dik bisa tidur 15 menitan, lumayan juga. Kalau saya susah tidur pagi-pagi, biasanya saya.... blabla

Oh my.... dia mulai lagi! :D



5 previous comments



Sunday, December 10, 2006

Baju Baru



ps: makasih ya Barop*, hadiah baju untuk kami pas banget.
jauh euy dari medan, sering-sering aja ya... :p


*barop=panggilan utk tante yg paling tua, bahasa daerah sumsel.


2 previous comments

Thursday, December 07, 2006

masih


cintaku
masih menyeruak
satu satu
walau jumlahnya
sudah seribu




29 nov'06
(wow, it's been 11years!)



4 previous comments




Wednesday, December 06, 2006

Sedih

Hari ini usia dek Haqqi 5 bulan 8 hari. Kelihatannya ASI eksklusif gak sampe nih ke enam bulan. Hiks, nyaris frustasi ngejar target perasan ASI yang makin gak ngejar kebutuhan adek. Sebulan yang lalu kekurangan perasan ASI bisa diatasi dengan memeras diwaktu malam. Tapi sekarang, malam hari juga adek minumnya banyak, jadi gak ada sisa yang buat diperas lagi. Huhu… padahal aku makan udah luar biasa rakusnya demi peningkatan produksi ASI, belum lagi minum susu yang bisa 4x dalam sehari, tapi hasil perasan ASI tetep aja sama dari dulu, gak bertambah, sementara adek minumnya makin banyak. Perasan harian udah kalah kira-kira satu kali minum (sekitar 100ml-an).

Akhirnya, sekarang ini satu demi satu stok ASI di freezer diturunin nyaris tiap hari untuk menutupi kekurangan itu. Stok ASI beku yang dikemas ukuran kecil kira2 120-150ml, disiapkan sejak seminggu sebelum ngantor memang untuk kondisi seperti ini. Tadi pagi ngintip ke freezer sudah tinggal 7 botol lagi. Huhu… berarti kira-kira ya tujuh hari kerja lagi deh ASI ekslusifnya.

Sumpah, sedih banget! Tiba-tiba muncul rasa marah kalo melihat ibu-ibu disekitarku yang bekerja dirumah tapi gak ada niat serius ngasih ASI ke anaknya. Rasanya sebeell banget, hiks gak boleh nih, tapi aku lagi bener-bener iri sama mereka yang punya kemewahan waktu. Heran deh kok gak mau ngasih kemewahan juga buat anaknya. (Iya ASI saat ini udah jadi barang mewah buat bayi). Seribu alasan mereka lontarkan supaya bisa ngasih susu formula mahal ke bayinya, walaupun seribu alasan juga dibeberkan tentang istimewanya ASI.

Sementara dilain pihak, banyak juga teman-temanku yang kepengen banget bisa menyusui, sampai segala cara ditempuh, tapi tetap gak berhasil. Sebagian karena alasan medis sebagian lagi akibat kendala waktu & tenaga sebagai ibu yang bekerja kantoran. Kalau ingat ini, bisa eksklusif sampai lima setengah bulan saja aku udah harus bersyukur banget ya.

Ayo, tetap semangat ya Bu! Masih ada waktu untuk berusaha lebih giat lagi.









Monday, December 04, 2006

Hiburan Pagi


Pagi tadi di metromini, ada pengamen yang lumayan asik.
Beda aja sama pengamen pada umumnya. Dandanannya bersih dan rapi jali. Pake
tshirt yang dimasukin ke dalam celana jins, trus pake sepatu kets putih. Dari
samping –karena posisinya agak memunggungi saya- wajah & posturnya mirip Samuel Rizal (bener nggak ya namanya? Itu loh yang main di Eiffel I’m in love).

Waktu dia mulai metik gitarnya mata saya sudah mulai kriyep-kriyep mau bobo pagi ;). Pas dia nyanyi, duuh, suaranya enaaak (kalo kata Hafizh, enak? memang ibu makan?). Mata mulai terang. Dia nyanyi lagu AkuCintaPadamu-nya Itang Yunasz jaman dulu. Suaranya jauh lebih enak daripada suaranya Itang Yunasz (hehe, maap ya om Itang). Terus dia nanyinya serius gitu, maksudnya gak asal nyanyi kayak umumnya pengamen yang kejar setoran. Lagunya lengkap awal sampai akhir, dengan improvisasi sana-sini yang pas banget. Beda tipis sama suaranya Dirly ;). Kenapa juga si Samuel ini gak ikutan Indonesian Idol ya.

Agak kecewa waktu dia selesai nyanyi, kupikir dia bakal ngedarin kantong recehannya. Ternyata saya salah. Dia mulai lagi metik gitarnya. Assik dia nyanyi lagi. Kali ini dia nyanyi Leaving on a Jetplane punya om Denver. Bagus banget. Suaranya enak, penghayatannya cuma goyah kalo sopir metromini ngerem mendadak, pronunciation-nya juga perfect.
Wiss pokoknya kalo kata indy barens: bageus!!. Menghibur banget.
Lirik kanan kiri, tampaknya bukan cuma saya saja yang menikmati hiburan ini.


Jangan-jangan si Samuel ini pengamen jadi-jadian, maksudnya bukan profesi seriusnya gitu. Separo jalan dari fatmawati-blokM loh dia nyanyi. Kalo pengamen beneran kali udah tiga atau empat bis yang ‘dihibur’. Siapa tau dia ini mahasiswa yang lagi iseng gak ada kerjaan karena nunggu skripsi. Atau bisa juga dia ini calon penyanyi rekaman yang lagi melatih mental nyanyi di depan umum. Lebih gila lagi, bisa aja dia ini calon pewaris tahta yang lagi nyari calon istri sejati. Huehehe... ngelantur deh.

Anyway, makasih ya mas pengamen. Kamu sudah mencerahkan senin pagi ini, memberi warna baru untuk memulai hari kerja saya yang masih panjaang. ;)


so kiss me and smile for me
tell me that you'll wait for me
hold me like you'll never let me go
.........


3 previous comments

Friday, November 24, 2006

Kasih Ibu

kepada beta
tak terhingga
sepanjang masa

Setelah mempunyai anaklah baru saya menyadari kasih seperti apa yang dimaksud oleh lagu itu. Baru tahu kalau ada rasa cinta yang seperti itu. Sama seperti baru tahu kalau ternyata ada banyak jenis rasa yang lain yang belum pernah saya kenal sebelumnya. Rasa cemas, sedih, takut, bahkan rasa sakit, semuanya dalam jenis yang baru dan jauh berbeda daripada yang pernah saya tahu sebelumnya.

Sungguh saya baru mengenal jenis cinta yang luar biasa ini sekitar enam tahun terakhir. Sebelum itu, I'd never knew that I was capable to love this much.

Jadi ngerti perasaan artis-artis di infotainment, yang terpisah dari anak-anak mereka karena masalah perceraian. Jadi paham kenapa ada konflik menantu vs mertua, ngbayangin anak kita kelak nulis surat cinta buat pacarnya aja hati ini sudah periih :).

Robbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama robbayani shoghiro
Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtuaku,
sayangilah mereka
seperti mereka menyayangi kami diwaktu kami kecil


Setiap kali Hafizh membaca doa ini mengiringi doa menjelang tidurnya, lengkap dengan artinya, saya mengucap amiin dengan segenap hati. Semoga Allah mengabulkan. Bayangkan, seandainya Allah menyayangi kita -minimal- seperti sayang kita kepada anak kita, pastilah hidup kita akan selalu berbahagia tak kurang apapun.

Betapa kita tidak sanggup melihat anak kita terluka atau bersedih, segala upaya akan kita lakukan untuk menghapus sedihnya & mengobati sakitnya. Betapa yang terbaiklah yang akan kita berikan agar bisa melihat anak kita bahagia.

Bayangkan, seandainya cinta seperti itu, sekali lagi, minimal seperti itu (karena cinta Allah kan jauuh lebih luas) yang dicurahkan Allah kepada kita, niscaya kita adalah mahklukNya yang beruntung.
Semoga Allah senantiasa menyayangi AyahIbu saya sebagaimana mereka senantiasa menyayangi saya, amiin.

Setelah mempunyai anak juga saya baru menyadari dalamnya arti doa-untuk-orangtua diatas. Tiba-tiba tersadar bahwa Allah tidak pernah memberi perintah khusus untuk menyayangi anak, sebagaimana perintahNya untuk selalu menyayangi dan berbakti pada orang tua. Saya yakin, itu karena rasa cinta kepada anak sudah secara otomatis dialirkan ke dalam darah kita, seumur hidup kita. Berbeda dengan cinta kepada orangtua yang katanya berbatas, makanya Allah banyak memberi perintah kepada kita untuk menghormati dan berbakti.

Tapi kepada anak, tidak perlu ada perintah, tidak perlu ada ancaman, kita pasti akan suka rela sepenuh jiwa menjaga, mencintai, melindungi anak kita.

Sayangnya saya belum bisa meneruskan lagu Kasih Ibu di atas

hanya memberi
tak harap kembali
bagai sang surya
menyinari dunia

Nggak bisa. Saya berpamrih. Saya ingin anak-anak saya juga mencintai saya, meskipun tak harus sebesar cinta saya kepada mereka.


6 previous comments

Thursday, November 23, 2006

Bongkar tas yuuk..


ini loh Jeng, pe-ernya udah dikerjain ;).

Dulu pernah lihat postingan begini di beberapa blog waktu lagi blogwalking, berharap jangan sampe kena timpuk pe-er ini. Eh, kena juga sekarang. Tapi untung kenanya sekarang, soalnya gak banyak yang harus dijembrengin.

Ada dua buah tas yang sudah menemaniku dua bulan ini ke kantor. Yang satu semacam cooler bag buat bawa perasan ASI. Satu lagi tas kecil yang diselempangin di pundak buat bawa hape dan dompet.

Apa boleh buat, tas dora emonku (aku juga punya loh jeng..) sementara dipensiunkan untuk waktu yang belum bisa ditentukan. Soalnya dulu waktu menyusui Hafizh aku memeras ASI di kantor sampai 10 bulan lebih, jadi kira-kira selama itu pulalah aku akan nenteng si cooler bag merah. Tasku yang lama itu lumayan besar (jadi segala macem mulai dari majalah sampai payung bisa muat disana). Gak lucu deh kalo aku nenteng dua tas besar ke kantor, secara separo jalan menuju kantor aku naik metromini.




Tas Merah

Lupa kapan belinya, udah lama. Mas Ipung yang beli. Tas ini biasanya buat bawa minuman dingin di mobil kalo kita lagi perjalanan yang agak jauh. Sekarang bermanfaat banget buat bawa hasil perasan ASI. Kalau berangkat ngantor, tas ini bisa diisi dengan bekal cemilan buat di kantor, kadang susu ultra atau susu kedele. Enak deh sampe kantor masih dingin. Yang repot kalo bekalnya cemilan hangat, jadinya risoles dingin atau donat dingin :).

Yang warna biru itu ice-pack (mungkin semacam blue ice gitu isinya, gak pernah buka), dari rumah beku sampai kantor masuk freezer lagi.

Yang kuning itu gelas pigeon yang kalo penuh masing2 isinya 220 ml, itu target sekali peras. Kalau yang ditengah itu aqua gelas yang beku, biar tambah dingin aja

Tas Anyaman Kecil

Harganya 5 rial saja (dulu 1 rial = Rp.2600), belinya di Mekkah, jauh euy. Tas ini muatannya bener2 pas cuma bisa masuk dompet & hape. Kalo nggak ngantor tas ini juga yang aku bawa-bawa (selain tas pakaiannya si Adek).

Hape. Kecil mungil, model kuno, cuma buat sms, radio & miskol, tapi kalo sampe ketinggalan bisa kebingungan sendiri deh tuh :).

Dompet. Merk Papilon, usianya udah lebih dari 7 tahun, kulitnya udah makin oke. Ceritanya, dari jaman kuliah udah pake dompet model ini (elo pasti inget deh Ca!), belinya di counter Papilon di Kings-Bandung. Sedih banget waktu dompet itu hilang waktu udah kost di Kebonjeruk-Jakarta. Mas Ipung -dulu belum jadi suami dan masih bolakbalik bandung- berbaik hati ke Kings untuk beliin aku dompet ini lagi (duuh makasih banget ya darling :-p). Dia tau aku cinta mati sama dompet itu. Untung masih ada ya yang model begitu.

Udah segitu aja yang ditenteng-tenteng. Sementara bye-bye dulu sama buku notes & bolpen (gak usah nulis2 di jalan), flashdisk (biasanya juga cuma buat dengerin lagu di metromini), novel-novel (baca di rumah aja), kosmetik dkk? (memang gak pernah bawa kok), tissue (bawa seperlunya aja, trus kantongin).

Pe-ernya harus dilempar lagi? mbak Lilik, mbak Lita & Rahma sibuk nggak yaa... ;)



3 previous comments

Monday, November 20, 2006

Hafizh berjerawat?


Ada jerawat di wajah Hafizh. Kok bisa sih? Pertama cuma satu di pipi kanan, trus kering, eh ada satu lagi di hidung. Setelah yang di hidung kering eeh keluar lagi di bawah hidung di atas bibir. Tapi nggak kayak jerawat orang dewasa sih, cepet banget keringnya dan nggak ada bekasnya.

Percakapan di kamar mandi:

+ Bu, aku kok jerawatan ya?
~ hmm... mungkin muka Mas sering kotor,
makanya harus rajin cuci muka biar bersih

+ aku minta Biore-nya ya Bu
~ (dalam hati: haaah??)
+ sedikiiit ajaa (nada merayu) biar cepat hilang nih jerawatku
~ itu kan sabun muka untuk orang gede
+ loh, aku kan udah gede Bu.. (nada ibu-gimana-sih-masa-gak-tau)
~ (speechless)


3 previous comments

Friday, November 17, 2006

Bersyukur lalu Bahagia

Membantu tim Pundi Amal menyalurkan sumbangan dari pemirsa, banyak sekali pelajaran yang bisa diambil. Yang paling utama adalah bersyukur!. Hal yang kadang lupa kita lakukan, padahal itu yang mestinya setiap saat harus kita lakukan. Lupa... kalau kita itu sudah diberi karunia, nikmat yang luar biasa disetiap helaan nafas kita. Padahal di luar sana banyak orang sulit untuk bernafas dengan nyaman sekalipun. Bagaimana mau bernafas nyaman kalau hidupnya di sekitar tempat pembuangan sampah, dengan bau busuk disana-sini kadang ditambah asap pembakaran sampah yang menyesakkan paru-paru. Atap rumah yang rendah, ruangan yang sempit dan dipenuhi oleh keluarga besar, tak pernah terbayangkan oleh kita, mungkinkah kita bisa hidup didalamnya?.

Di luar sana, banyak yang mau tak mau harus hidup dengan kondisi seperti itu. Nggak punya pilihan. Anak-anak pengisi masa depan Indonesia kelak, berpenyakit kudis, gatal-gatal, kurap, sampai batuk yang berkepanjangan. Pasrah. Tak terobati. 'Untuk makan saja susah' begitu kata orang tua mereka.

Sementara kita, dengan mudah menghamburkan sekian puluh, bahkan ratusan ribu untuk sekali makan. Pernahkah kita berpikir kalau uang sejumlah itu bisa membantu orang lain sekedar untuk beli obat generik, atau beli beberapa butir telur untuk menambah gizi anak-anaknya, atau membeli sandal jepit supaya anak-anak bisa bermain tanpa terkena resiko tetanus dan cacingan.
Paling tidak saat ini berhentilah kita mengeluh, tentang betapa kurangnya hidup kita selama ini.


Selama ini kita punya standar kebahagiaan. Bahwa bahagia adalah tercapainya semua yang diinginkan, materi yang banyak, keluarga yang utuh, terpenuhinya segala kebutuhan, dll. Memang benar semua itu bisa membuat bahagia. Tapi ternyata ada bahagia yang amat sangat, bisa kita dapat hanya karena kita mendengar ucapan terima kasih dari seorang ibu yang sangat terharu menerima sekantung sembako dari tangan kita. Atau melihat seorang nenek yang memamerkan kacamata baca barunya kepada cucunya. Juga saat melihat seorang balita yang tidak sabar menunggu suapan sebutir telur dan segelas kacang hijau dari tangan ibunya.


Bahagia, ternyata bisa didapat dengan cara membuat atau melihat orang lain bahagia.



(catatan yg tercecer dari Posko Kesehatan Pundi Amal SCTV)


3 previous comments

Tuesday, November 14, 2006

Rindu

mana ada rindu begini
matahari tak melirik
hujan tak peduli
padahal angin gemerisik

mana ada rindu begini
saat jumpa malah menjadi
terbang tinggi lalu menggigil
dan dingin menjadi nyeri

rindu itu
luruh
bersama bisu


(gatsu-sawangan 13 nov'06)


3 previous comments

Monday, November 13, 2006

All about Haqqi


4 bulan 15 hari

7,5 kg 63 cm (timbangan minggu lalu)
masih
eksklusif ASI
psst... ibunya mulai keteteran
menuhin target perasan harian,
abis minumnya makin banyak siih..




Murah Senyum

Sumeh kata orang jawa,
coba aja disapa
pasti langsung dibalas
dengan senyum maniiss..
semoga terbawa terus
sampai dewasa yaa..




Ngiler Abiss...

semua orang
nanya ibunya
"ngidam apa sih
waktu hamil
?"
yaa...ketempuhan deh
:-)





Sentuh, Amati, Cicipi






Menghisap Jempol

kadang ditambah
telunjuk dan jari tengah
ngamuk euy kalo dicabut.
sekarang ini posisi tidur favoritnya
tengkurap sambil
ngemut jempol




Masih Botak

Sebenarnya udah
tumbuh banyak loh rambutnya
tapi haluuss banget,
jadi kelihatannya
teteup aja botski
Gak papa
-kata Ibunya- tetap ganteng kok.






3 previous comments

Thursday, November 09, 2006

Takdir

Dihempas gelombang, dilemparkan angin
Terkisah kubersedih, kubahagia
Di indah dunia berakhir sunyi
Langkah kaki didalam rencanaNya

Semua berjalan dalam kehendakNya
Nafas hidup cinta dan segalanya

Dan tertakdir menjalani
Segala kehendakMu yaa Robbi
Kuberserah... kuberpasrah
Hanya padaMu ya Robbi

Bila mungkin ada luka kau coba tersenyumlah
Bila mungkin ada tawa kau coba bersabarlah
Karna air mata tak abadi
akan hilang dan berganti

Bila hidup hampa yang dirasa
Mungkinkah hati merindukan Dia
Karena hanya denganNya hati tenang

damai jiwa dalam dada


(Opick & Melly Goeslaw)


previous comment

Tuesday, November 07, 2006

Surat Hafizh


'Ibu ada surat' kata Hafizh sambil nyodorin kertas keciil banget. Hafizh memang sering ngasih aku 'surat', tapi biasanya kertasnya lebar isinya aneka gambar coretannya, misalnya gambar orang yang kurus banget dan rambutnya jigrag (gambar Ibu katanya) atau gambar robot atau gambar helikopter. Tapi suratnya kali ini agak istimewa, selain ukurannya kecil juga pake amplop (setidaknya dia maksudkan sebagai amplop).

Isinya juga ternyata istimewa.



Ada simbol hati segala. Hafizh nungguin aku baca suratnya sambil senyum tersipu.
Aku pura-pura nggak ngerti.
'bacaannya apa nih Mas?'.
Dia jawab: 'Hafizh sayang Ibu, Hafizh sayang Ayah'.


Duuh... makasih ya Nak. Ibu juga sayang kamu. Banget!


4 previous comments

Monday, November 06, 2006

Catatan Lebaran 2006


Mudik cuma seminggu, dari selasa hari-H sampai selasa H+7, tapi lihat dong jarum timbangan, oh no.... (setelah itu langsung ketimbun kerjaan, belum ngintip timbangan lagi sih, semoga udah turun lagi ya). Seminggu yang seru. Kadang cuma ngumpul rame-rame sambil ngobrol atau makan udah bikin seneng banget. Memang kami kakak beradik berenam cuma bisa berkumpul setahun sekali. Sayang tahun ini Kak Iwan -kakakku nomor empat- dan keluarganya nggak bisa pulang karena sang mertua masih sakit keras.

Ngapain aja seminggu? Keliling bersilaturahmi, keliling cari makanan enak, sekali nyekar ke makam Papi, selebihnya: Bermalas-malasan! gimana lemak nggak tambah numpuk. Dalam seminggu bisa dua kali panggil tukang pijat. Gaya banget kayak tuan putri :). Hafizh dan sepupu-sepupunya juga benar-benar menikmati liburan, main teruss. Main PS, komputer, nonton vcd, berenang. Seminggu rasanya kurang. Paling ditunggu adalah acara ke pantai. Setiap tahun kayaknya memang nggak bisa enggak kita kudu breakfast di pantai dan anak-anak mandi air laut. Tahun ini kita ke pantai Kelapa Rapet (iya, pohon kelapanya memang rapet-rapet tumbuhnya). Naik perahu keliling pantai, seru!.

Pokoknya liburan lebaran ini menyenangkan sekali. Alhamdulillah. Haqqi -yang ternyata jadi bintang pujaan disana, hehe- nggak rewel sama sekali. Walaupun di kapal nggak dapat tempat duduk sehingga harus kepanasan-pake-singlet-dan-pampers-doang-di-mobil, tetep aja dia heppii malah pake tidur nyenyak segala :).

Tapi terlalu senang, bikin saat berpisah jadi saat yang menyedihkan, hiks. Untungnya buatku masih terobati karena Nyokap tercintah ikut serta ke Jakarta, cihuyy!






foto-foto di KelapaRapet, nggak semua tertangkap kamera, insyaAllah terekam di hati ;)


2 previous comments

Sunday, October 22, 2006

Mohon Maaf

lahir dan batin
yang terlihat maupun yang tidak terlihat
yang tidak sengaja
apalagi yang sengaja
lisan maupun tulisan
mohon maaf sedalam hati
semoga Allah juga mengampuni
dan kembali mengizinkan kita
bertemu lagi dengan ramadhan
tahun depan

amiin

Selamat Idul Fitri 1427 H

IpungRatiHafizHaqqi
mudik dulu ya....



2 previous comments

Saturday, October 14, 2006

Pikun


Penyakit pikunku kayaknya tambah parah nih.

Hari ini waktu mau ambil uang di ATM di lobby kantor baru nyadar kalo kartu ATM nggak ada di dompet. Waduh hilang dimana ya?. Otomatis dong telpon ke bank untuk pemblokiran. Padahal kalaupun ditemukan orang lain belum tentu dia bisa pakai, kan nggak tau pin-nya. Sempat terpikir barangkali kartu ATM tertelan kembali oleh mesin karena aku lupa ambil kartunya setelah transaksi kemarin siang. Tapi kenapa aku nggak terpikir ya kalo kartu itu mungkin aja 'diselamatkan' seseorang lalu diserahkan ke resepsionis kantor atau security.

Setelah selesai ambil uang di teller bank yang ular-naga-panjangnya-bukan-kepalang itu, baru terpikir jangan-jangan si kartu disimpan sama mbak Ria, mbak resepsionis yang baik hati. Kartu ATM itu memang nggak mencantumkan namaku alias ATM instant jadi nggak mungkin mbak Ria mengembalikan ke pemiliknya. Ternyata benar sodara-sodara. Setelah interview kayak petugas bank memeriksa kebenaran identitas pemilik kartu, seperti:
'sebutkan nomor kartunya' (nggak lulus, soalnya nggak hapal sama sekali)
'berapa jumlah saldo terakhir' (yang ini cuma dijawab kira-kira aja)
'berapa jumlah uang yang terakhir diambil' (ini bisa kujawab tepat sambil bingung)
baru deh si kartu kembali ke tanganku. Ya ampun, ternyata aku ninggalin kartu plus kertas slip-nya masih nyangkut di mesin ATM, pantesan mbak Ria tau jumlah saldo segala.


Parah nggak sih penyakit pikunku ini. Juga penyakit panikan sampai buru-buru nge-blokir kartu. Akibatnya itu lho, aku HANYA bisa mengaktifkan kembali kartuku dengan datang ke kantor cabang tempat rekening dibuat yaitu di Green garden-Jakarta Barat. Kantor di Gatsu, rumah di Sawangan, berarti aku harus khusus minta izin di jam kerja untuk pergi kesana.


Hiks.



6 previous comments

Wednesday, October 11, 2006

Facial


Hari minggu kemarin aku facial lho. Tumben, kata mas Ipung. Nggak sengaja, niat semula cuma ikutan nganter Mama dan Nining (my mom & sis-in-law) perawatan wajah ke 'salon' di daerah Karangtengah Lebak Bulus. Ternyata sampai disana aku tergoda ;). Abis katanya nggak sakit, dan sstt....tarifnya cuma sepuluh ribu untuk facial. Murah kan. Padahal diawasi langsung sama dokter ahli kecantikan. Terakhir facial tuh jadul banget waktu aku masih muda ;-p . Kapok karena suakiiit pol. Trus muka jadi lebam dan merrah. Abis itu nggak pernah facial lagi sampai kira2 satu setengah tahun yang lalu ikutan facial sama temen-temen Bel'Air di rumah mbak Ani di Depok. Masih terasa sakit soalnya ada komedo yang membandel harus dipaksa keluar;(.

Kembali ke hari minggu lalu. Si ibu dokter yang funky itu sebenernya praktek di sebuah klinik di daerah Pondok Labu. Tapi dia juga buka usaha sendiri, ya salon itu. Ruangan mungil seluas kira2 6x3 meter, diisi lima buah tempat tidur plus lima orang pegawai yang siap 'memegang' wajah para pasien. Antri lho. Sebagian besar memang yang perlu perawatan khusus seperti jerawat yang bandel atau menghilangkan fleks di wajah. Katanya tarifnya juga masih jauh lebih murah daripada di klinik apalagi rumah sakit. Tapi yang datang untuk sekedar facial rutin juga banyak.

Facial-nya semua pake alat listrik. Pertama pake alat yang disapukan diseluruh wajah seperti setrika kecil untuk membuka pori-pori. Si ibu dokter mengawasi sambil memeriksa kondisi wajah, trus membubuhkan krim atau obat sesuai dengan masalah kulit. Setelah itu baru deh di facial pake semacam vakum kecil yang menghisap kotoran dari pori-pori wajah. Nggak sakit. Kira-kira prosesnya ada 15 menit. Konsentrasi vakum diseputar hidung, tempat komedo dan lemak betah banget mangkal. Trus baru deh the best part....massage wajah. Hmm enak, sampe ngantuk.

Terakhir baru pori-pori ditutup pake semacam rolling kecil yang ujung kabelnya harus kita genggam (untuk efek positif negatif gitu deh). Total waktu yang dihabiskan kira-kira 30 menit. Lumayan banget setengah jam sepuluh ribu udah pake konsultasi dokter. Kalau perlu dokternya akan meracikkan obat krim untuk pengobatan di rumah. Alhamdulillah wajahku nggak terlalu bermasalah, cuma sedikit berminyak di daerah T.


Nyokap pasti senang deh kalau tau putrinya ini merawat wajah. Untuk urusan perawatan muka aku memang juara deh malesnya. Mamiku tercintah itu barangkali sudah bosan nyuruh aku rajin 'cuci-muka'. Dari dulu, dibeliin susu pembersih plus astringent cuma dipakai sesekali, trus dibuang karena sudah expired belum habis juga. Sekarang musimnya pembersih wajah praktis yang tinggal usap sama aja nasibnya. Kadang ada niat pengen bersihin muka sebelum tidur dan bangun tidur, tapi teteup aja kalah sama malas ;-p. Masih ada tuh sebotol gak habis habis, sekarang udah dipakai Hafizh jadi kecap bohongan kalau dia lagi jadi tukang nasi goreng di meja riasku (minimal seminggu sekali kita harus pesan nasgor spesial sama dia).

Kenapa ya males banget? Nggak tau deh, aku lebih rajin pake sabun wajah di kamar mandi, lebih segar dan wangiii nggak bau obat ;).




10 previous comments

Sunday, October 08, 2006

Hampir Separuh


Alhamdulillah, hampir separuh ramadhan sudah kita lewati. Nggak terasa ya. Dua minggu penuh kegiatan ibadah yang menyenangkan. Gimana nggak senang, suasananya kondusif banget. Artis-artis aja penampilannya berubah jadi lebih rapi ;). Tukang ngamen di metromini juga nyanyinya lagu-lagu religi. Ladang amal bertebaran dimana-mana. Subhanallah.


Lihat aja masjid kantor yang selalu penuh saat dzuhur, sampai nyaris melebihi quota. Kalau ke mall pasti deh musholla-nya tiba-tiba jadi manusiawi gak seperti hari-hari biasa yang (rata-rata) tempatnya nyempil, gelap dan lembab. Bener nggak? udah lama nih nggak buka puasa di mall ;). Terakhir shalat di sebuah mall kira2 setahun yang lalu, bukan bulan puasa, musholla-nya nun jauh di lantai empat (padahal mall-nya cuma tiga lantai) melewati tangga yang gelap dan sangat curam :(. Aku yakin pas bulan puasa gini mushalanya jadi rapi, aksesnya enak, diperluas, bahkan mungkin dipindah ke tempat lain yang lebih lapang.

Seandainya setiap bulan itu bulan Ramadhan. Eh enggak deh, bulan-bulan lain yang penuh godaan bukannya justru akan memberi nilai lebih bagi amalan kita kalo tetap istiqomah ya.

Ramadhan tahun ini jelas terasa berbeda di rumah kita, kan sekarang ada Haqqi. Kalau tahun lalu pertengahan bulan puasa begini aku lagi sibuk ngerjain pesanan kue, tahun ini toko tutup dulu ya ;-) mana bisa bikin kue! Sebenarnya sih kalau mau bisa aja ya, tapi waktu bercengkrama dengan HafizHaqqi (dan ayahnya ;-p) yang cuma sedikit itu harus dikorbankan lagi. Kalo Hafizh sih masih bisa diajak 'main' di dapur, tapi Haqqi masa' harus ditinggal lagi sama mbak Siti. Enggak ah. Sudah janji sendiri kan kalo lagi nggak di kantor anak-anak harus full sama ayah-ibunya. Nanti teteup lah bikin kue untuk konsumsi sendiri aja, secara Hafizh udah punya wishlist kue yang harus dibuat.

Hafizh puasanya pintar deh. Walau cuma setengah hari buka trus puasa setengah hari lagi, tapi udah kelihatan lebih kuat menahan diri, lebih sabar menunggu waktu berbuka. Beberapa kali Hafizh ikut sahur bareng, kebanyakan sahurnya jam setengah tujuh pagi, abis susah banget dibangunin sahur subuh2. Kalau pulang sekolah nggak terlalu haus, biasanya dia kuat puasa sampai jam tiga sore. Oh iya, sekolah Hafizh cuma libur sehari pertama puasa aja, selanjutnya sekolah seperti biasa hanya dipersingkat jam belajarnya, jadi jam 10.30 udah sampai di rumah. Di sekolah pun belajarnya lebih banyak praktek beribadah seperti sholat, tambahan doa-doa, mengemas hasil pengumpulan sembako untuk dhuafa, pengenalan cara berzakat, dll. Tapi semua acara les-nya libur seminggu penuh, sekarang sih sudah aktif lagi ya.


Kayaknya buat Hafizh memang berat di rasa haus deh. Kadang jam sebelas dia telpon ke kantor, minta dukungan untuk buka puasa. Segelaaas aja Bu. Melas banget nggak sih. Tapi so far dibujuk-rayu-penuh-puja-puji kuat juga dia nunggu sampai azan dzuhur ;-).

Wikend pertama di bulan puasa Hafizh & ayahnya melewatkan jam buka puasa di panti asuhan Nurul Huda Cimanggis, bareng teman-teman komunitas tangan di atas. Ibu dan Haqqi gak ikutan:( soalnya mobil masih di bengkel. Hafizh & Ayah kesana pake motor. Kata Ayah, Hafizh pintar ngikutin semua acara bareng teman-teman disana. Kayaknya cukup berkesan buat Hafizh. Malam harinya sebelum tidur dia agak-agak ngelamun menerawang gitu matanya, sambil cerita tentang acara disana. Kata Ayah kondisi pantinya memang cukup memprihatinkan. Jadi kesempatan untuk 'ngajarin' Hafizh ber-empati. Semoga bisa membuat Hafizh jadi pandai bersyukur ya.

Haqqi apa kabar? baiiik. Alhamdulillah sekarang udah 3 bulan 9 hari. Sudah bisa tengkurap lho, horee! Cuma kadang tangannya masih suka ketindihan badannya sendiri, trus nangis deh minta pertolongan ;). Minum ASI pakai botolnya juga pintar, tapi begitu ibunya sampai di rumah langsung deh menyusu sampe lamaaa *balasdendam.com*. Maghrib kan pas sampai di rumah, jadi seringnya aku buka puasa sambil menyusui.

Senang banget deh bisa ikutan puasa. Tadinya sempat takut produksi ASI menurun drastis. Tapi Alhamdulillah kalau menyusui langsung ASInya masih cukup. Hanya perasan ASI selama di kantor yang berkurang cukup banyak, tapi bisa dikejar dengan memeras waktu malam atau subuh. Resikonya, hmm... makan sahur dan bukanya harus banyaaak, minum susunya juga. Lupakan dulu soal timbunan lemak di perut yang gak hilang-hilang, hiks.

Jadi optimis insyaAllah bisa memenuhi target ASI eksklusif minimal 4 bulan, syukur kalau bisa sampai 6 bulan ya.



4 previous comments

Tuesday, October 03, 2006

Tiga Lelaki


my energy, my spirit, my life....




11 previous comments

Saturday, September 23, 2006

Marhaban ya Ramadhan


Allaahumma bariklana fii sya'ban wa balighna ramadhan
Ya Allah, berkahilah kami pada bulan sya'ban dan pertemukanlah kami

dengan bulan ramadhan

Selamatmenunaikan ibadah bulan Ramadhan
Semoga Allah SWT memberikan kita kemudahan untuk
melaksanakan semua ibadah dengan maksimal.

Mohon maaf lahir dan batin
Taqobbalallahu minna waminkum
Taqobbalallahu ya Kariim....

~IpungRatiHafizHaqqi~




Friday, September 22, 2006

Seven


Pe-er dari Lesca yang baru bisa dikerjain sekarang.




7 things that scare me
(nulisnya aja udah takut nih, hii...)


  1. takut gak disayang lagi sama Allah
  2. takut mati gak husnul khotimah
  3. takut gak dapet ridho dari Mami dan Mas
  4. takut nyusahin orang
  5. takut kehilangan my beloved people
  6. takut HafizHaqqi gak bahagia
  7. takut ular!


7 random songs at the moment


  1. one and one I love my mother (lagu Hafizh)
  2. Spanish Eyes (Peabo Bryson)
  3. Back for Good (lupanama boyband-nya)
  4. Si Jablay (Titi Kamal)
  5. Haruskah kumati (Ada Band)
  6. Penjaga Hati (Ari Lasso)
  7. One sweet day (Mariah Carey & boysIImen)

7 things that I like the most
  1. dipeluk Mas (mas Hafizh dan mas Ipung ;-p )
  2. dapet kado
  3. mudik
  4. berbaring di sprei bersih yang baru dipasang
  5. bau badan Haqqi
  6. teh hangat dan pisang goreng (what a perfect couple!)
  7. hujan

7 important things in my bedroom
  1. jam meja (kalo malam jam dinding gak kelihatan)
  2. lampu meja yang redup (kalo terang gak bisa tidur)
  3. mas Ipung & Haqqi (Hafizh udah di kamar sendiri dong)
  4. tempat tidur (dan kasur lah...)
  5. guling (gak ada bantal gak papa asal ada guling)
  6. selimut (dingin atau panas tetep pake selimut, norak!)
  7. cermin
7 random fact about me
  1. suka nyoba resep tapi sering banget gagal
  2. gak suka jalan-jalan di mall
  3. susah bilang 'enggak'
  4. gampang nangis
  5. suka warna hijau
  6. pendiam (serius ini..;-p)
  7. tangan dan hidung suka keringetan (nurun ke Hafizh)

7 things I said the most
  1. bismillah
  2. ya Allah (dengan berbagai intonasi)
  3. alhamdulillah
  4. makasih
  5. hafizh
  6. haqqi
  7. mas

7 things I plan to do before I die
  1. berhaji lagi, tapi rame-rame sekeluarga
  2. melihat HafizHaqqi besar dan jadi manusia shaleh
  3. berhenti ngantor (bukan berhenti kerja)
  4. punya distro baju muslim plus toko kue
  5. bikin halaman rumah yang asri, rindang, penuh bunga dan ada kolam ikannya
  6. nerusin les gitar
  7. punya dapur yang oke kayak di majalah2 gitu

7 friends I want to pass this on

Siapa aja yang lagi baca ini, silahkan diteruskan yaa...



previous comment

Wednesday, September 20, 2006

Tiga Bulan


Time goes by so fast. Kirain tiga bulan itu lama.
Ternyata cepeeet banget berlalunya. Perasaan baru kemarin masukin surat
cuti, hari ini udah ngantor lagi. Tadi pagi naik bis berasa enteng deh,
soalnya perutnya udah nggak buncit lagi (masih buncit sih, dikiit ;-p).

Waktu memang terasa cepat berlalu kalau kita menikmatinya ya. Rasanya ini adalah tiga bulan paling indah dalam hidupku. Menyusui Haqqi setiap saat dia mau, melihat binar mata Hafizh waktu menemukan Ibunya ada dibalik pintu setiap dia pulang sekolah, mengantar dan jemput Hafizh les setiap sore sambil ndorong stroller, sesekali ngobrol sama ibu-ibu tetangga atau ibu-ibu teman les Hafizh. Wah enak banget deh nggak kerja tapi pundi-pundi gaji terus terisi ;-).

Paling sedih seminggu terakhir sebelum masuk kerja, saat harus ngajarin Haqqi minum ASI pake dot (sst, ini contoh yang buruk, bisa dimarahin nih sama dr. Utami Roesli). Kalau nggak malu sama mbak Siti kayaknya aku udah
ikutan nangis bareng Haqqi yang kepengen nenen tapi malah dikasih nenen
palsu, huhu.... Alhamdulillah sekarang sudah terbiasa.

Tega banget sih ninggalin Haqqi yang lagi nggemesin itu. Untung ada Hafizh yang rajin banget menghibur, tenang aja Bu, nanti aku yang jagain Adek. ;-)

Semoga aku selalu bisa tenang ngantor, pulang tepat waktu dan membawa perasan ASI sesuai target. Doain yaa...


4 previous comments

Monday, September 18, 2006

Pawai Obor


Hafizh ikutan pawai obor! Wuih, senangnya nggak kepalang. Pawai untuk penyambut datangnya bulan suci ramadhan ini diikuti oleh murid-murid TPA di masjid sektor 4 yang menyambangi rekan-rekannya di TPA masjid sektor 2 dan sektor 1. Kemudian mereka rame-rame keliling komplek. Lumayan jauh loh, kata Ayah yang ikutan pawai ngikutin Hafizh. Tapi Hafizh sih nggak ngerasa pegel kayak Ayah. Pawainya seru lho, Ibu siih nggak ikut, kata Hafizh penuh sesal padahal Ibunya nggak menyesal ;-). Aku cuma ngintip waktu rombongan lewat di depan rumah. Rame banget! Yel-yel 'anak shaleh' dan shalawat diteriakkan penuh semangat.



Senang ya jadi anak-anak itu. Teringat deh sama masa kecil dulu di kampung, yang kurang lebih sama gembiranya menyambut bulan suci. Agak surprise juga ternyata di komplek perumahan yang katanya sudah individualis dan kekota-kotaan (kan kompleknya di pinggiran kota) masih bisa ditemukan suasana seperti ini. Alhamdulillah Hafizh masih bisa merasakannya. Aura bulan ramadhan yang menyenangkan sudah sangat terasa. InsyaAllah ini bisa jadi kenangan Hafizh ketika dewasa kelak.

Sunday, September 17, 2006

Malaikatku



Hafizh itu malaikatku. Disampingnya reda sedihku, berkurang rasa sakitku, hilang marahku. Tangan mungilnya, bahasa lugunya, bintang-bintang matanya selalu mampu menghibur.

Sangat sulit menyembunyikan perasaan didepannya.

Caraku menata hati adalah dengan diam. Berbaring sambil memejamkan mata biasanya membantu. Tapi Hafizh hampir selalu tau kalau aku bukan sekedar berbaring. Biasanya ia akan memaksa mencari mataku, lalu senyumnya mengembang lebar sekali, menuntutku balas tersenyum.

Dari senyuman balasanku ia akan tau kalau ada yang tidak biasa.
Kalau senyumku (mungkin) garisnya berbeda, air mukanyapun langsung berubah. Ibu kenapa? Sakit? atau Ibu marah ya? atau Ibu lagi sedih?.

Kalau lagi mampu berdusta (maaf ya Nak) kujawab saja aku sedang pusing, ingin tidur sebentar. Nanti ia akan menyelimutiku lalu mengecup keningku.

Tapi kadang saat galau sedang memuncak aku cuma bisa menggelengkan kepala. Tapi ia menolak jawaban itu.
Cengengnya aku, kadang gak mampu menahan air mata didepannya.

Biasanya langsung dipeluknya kepalaku, sambil sst..sst...cep..cep.. dan tangannya menyeka air mataku. Kalimat pamungkasnya Ibu jangan sedih, nanti aku ikutan sedih.
Matanya juga ikut berkaca.

Setelah tangisku reda, baru perlahan ia tanya Ibu tadi nangis kenapa?. Dibuatnya aku seperti anak kecil.

Aneh, anak-lima-tahun itu selalu bisa membuatku curhat. Kadang ia cuma mendengarkan sambil mengangguk-angguk. Kadang 'nasihat jitu' mengalir dari bibir mungilnya. Segera membuatku tertawa lagi.
Binar matanya saja sudah mampu menghibur. Cintanya itu menyembuhkan.

Subhanallah, terima kasih telah Kau kirim malaikat ini untukku.


previous comment

Saturday, September 16, 2006

Haqqi Update



  • dua bulan tujuh belas hari
  • masih full ASI
  • 6,5 kg 60 cm
  • lagi suka ngobrol, nggak suka dicuekin
  • mulai pake kaos, soalnya baju bayi yang berkancing depan udah sempit
  • lagi doyan nyicip jari-jarinya sendiri
  • lagi sedih sebentar lagi ibunya kerja (deu...ibunya tuh yang sedih)

Sunday, September 10, 2006

Nyai


Nyai is my beloved mom, HafizHaqqi's beloved grandmom.

Saat cerita ini diposting Nyai sedang dalam perjalanan ke tanah-airnya di Bandar Lampung. Rumah kita sepi lagi. Sudah 2,5 bulan Nyai disini sejak tiga hari sebelum Haqqi lahir. Kalau bulan ramadhan nggak segera tiba, mungkin Nyai masih bisa ditahan di Jakarta. Tapi menyambut bulan suci di Lampung pastilah keinginannya, kan mau nyekar juga ke makam Yai (Yai = pasangan Nyai = kakek). Selain itu lima cucunya yang lain disana pasti sudah merindu berat.

Diusianya yang menjelang 70 tahun, Nyai makin sibuk ;-). Cucu-cucunya yang sudah 10 orang tersebar di Lampung, Jakarta dan Medan, selalu ngantri minta dikeloni sama Nyai. Alhamdulillah Nyai juga masih sehat jalan-jalan. Kebiasaannya olah raga di waktu muda sepertinya bermanfaat di masa tuanya. Juga kebiasaan shalat dhuha, shalat malam dan puasa senin-kamis yang nggak putus membuatnya selalu sehat.

Semoga Allah SWT selalu melindungi Nyai dimanapun beliau berada.



Terimakasih sudah nemenin HafizHaqqi ya Nyai...
Sudah setia menjaga di sebelah ayunan Haqqi dua bulan ini sambil merenda atau mengaji.
Selalu rajin nyuapin buah ke mulutku kalo aku lagi menyusui (hiks...udah kangen lagi nih). Maafkan ya kalo aku jarang sempat bikinin kue atau masakan kesukaan Nyai.

Maafkan juga kalo Hafizh selalu gedubrakan di kamar selagi Nyai tidur. Nyai pasti nggak kapok dong, ya kan ya dong...

InsyaAllah Idul Fitri nanti kita berkumpul lagi.

We love you Nyai....

Monday, September 04, 2006

Kuberduka


Kepergian seorang sahabat yang begitu mendadak sungguh menyisakan duka. Tapi juga meninggalkan perenungan yang sangat dalam. Mengingatkan betapa hidup ini sesungguhnya begitu singkat untuk diisi dengan kesia-siaan. Menyadarkan bahwa tidak seujung-kuku pun kita tahu rahasia dan rencana Allah atas diri kita.


Hal yang bergayut di pikiran adalah bagaimana seandainya hal tersebut terjadi pada saya?

Tak sanggup saya membayangkan kedua putra saya seandainya saya tak lagi disisi mereka.
Pikiran yang terus mengganggu.

Tapi ucapan Ibunda tercintalah yang menyentak;


kalau ingat mati, jangan memikirkan apa yang akan kita tinggalkan, tapi pikirkan apa yang akan kita bawa sebagai bekal. Allah-lah yang akan menjaga semua yang kita tinggalkan.

Astaghfirullahaladzim. Ya Allah, betapa sombongnya hambaMu ini. Merasa diri satu-satunya yang paling mampu mencintai keluarganya. Padahal Engkaulah yang Maha Cinta, Maha Pelindung.


Ya Allah, beri kami kemampuan untuk dapat berbuat yang terbaik, dengan namaMu, bagi orang-orang yang kami cintai, sampai saatnya kami meninggalkan mereka untuk menghadapMu kelak.





Selamat jalan my dear friend,

may you rest in peace





2 previous comment

Friday, September 01, 2006

Gado Gado


Bukan, kali ini bukan cerita tentang gado-gado makanan favorit mas Ipung dan Hafizh. Tapi cerita rangkuman selama bulan Agustus yang sebetulnya banyak banget tapi nggak sempat dicatat satu-satu. Ternyata jadi ibu rumah tangga itu luar biasa sibuknya ya, dua jempol deh buat para ibu rumah tangga apalagi yang nggak pake asisten padahal punya krucil-krucil di rumah ;-)


Meriahnya Tujuhbelasan

Tahun ini Hafizh nggak banyak ikutan lomba. Acara lomba anak-anak di komplek jatuh hari Jumat, padahal sekolah Hafizh hari itu nggak libur. Gagal deh mempertahankan gelar juara satu lomba makan kerupuk tahun lalu ;-). Alhamdulillah Hafizh di sekolah ikutan lomba Azan dan berhasil jadi juara, jadi nggak terlalu kecewa.

Jumat sore lapangan memang masih ramai dengan pertandingan tapi sudah tinggal partai-partai final, Hafizh yang cuma jadi penggembira akhirnya juga kebagian hadiah buku gambar dan pensil warna. Hafizh senang banget, panitianya baik ya!

Hari Senin bertepatan dengan hari Isra’ Miraj, sebetulnya Hafizh dijadwalkan sama TPA-nya untuk ikut lomba cerdas cermat di masjid, sayang banget gara-gara masuk angin waktu berenang paginya (bareng dek Kahla yang lagi nginep dirumah) perut Hafizh jadi kembung dan badannya jadi lemas banget. Akhirnya ke masjid cuma buat minta izin nggak ikut sama panitia. ;-(

biar kembung tetap nyengir :)

Acara buat orang tua juga ada di komplek, ada lomba tumpeng, lomba nasi goreng bapak-bapak, lomba tangkap belut dll. Tapi mas Ipung dan aku cuma jadi penggembira aja secara aku kemana-mana ndorong stroller dan mas Ipung nggak pede masak nasgor ;-).

Hari Sabtu 26 Agustus ada Family Day di sekolah Hafizh masih dalam nuansa HUT RI. Ada lima perlombaan antar kelas yang pesertanya adalah anak & ortu. Ibu & Hafizh ikut 4 lomba mewakili kelas B3, bareng ibu2 dan teman2 Hafizh, berhasil jadi juara satu lomba Terpal Berjalan dan Hajar Aswad. Seru juga!



Si Tuan Sibuk

Bulan ini Hafizh lebih sibuk dari biasanya. Ada dua tambahan kegiatan disore hari, yaitu Karate tiap senin jam empat sore dan Sempoa tiap selasa-kamis jam tiga sore. Keduanya di Rumah Belajar Seruni yang selisih 3 blok dari rumah. Padahal ada jadwal Iqro di TPA setiap hari jam 4 sore. Jadi mulai bulan ini tiap senin Hafizh bolos Iqro karena ‘tabrakan’ sama Karate, sementara tiap selasa-kamis habis les Sempoa langsung lari ke masjid untuk Iqro.




karate kid haqqi dalam ayunannya


Alergi?

Setiap menjelang subuh sampai pagi, napas Haqqi pasti ‘grok-grok’ tambah batuk sesekali. Kata dokter sih common cold ringan aja, tapi sampai sekarang udah hampir 3 minggu masih juga begitu ;-(. Kita sih curiga ada kemungkinan alergi, soalnya kondisi si Adek semuanya normal, nggak ada demam, nggak rewel, tidur normal, menyusu juga tetap kuat malahan tambah lahap sekarang. Semoga nggak ada penyakit apa-apa ya.

Sekarang Haqqi udah mulai belajar ditinggal-tinggal sama Ibunya (baca: Ibunya yang belajar ‘ninggalin’ Haqqi). Kalau di dalam ayunannya Haqqi bisa tidur 3 s/d 4 jam lho, kalo di tempat tidur mana bisa tidur selama itu, kecuali kalo malam. Seperti Hafizh dulu, ayunan dari Nyai ini membantu banget. Yang jaga bisa nyambi ngerjain yang lain selama dia tidur. Makanya aku bisa ‘kabur’ selama dia tidur. Misalnya waktu Family Day di sekolah Hafizh yang lalu, Haqqi ditinggal sedang tidur tapi waktu kita pulang dia belum bangun tuh.

Ultah Ayah Ipung

Alhamdulillah tanggal 1 September ini Mas Ipung ultah. Semoga senantiasa dalam lindungan dan keberkahan Allah SWT, semoga terkabul semua cita-citanya dan semoga makin sayang sama Ibu, Hafizh dan Haqqi.

Kado dari kami cuma kue-kue aja buat bagi-bagi di kantor Ayah. Kemarin Ibu dan Hafizh yang buat dibantu sama dek Haqqi dengan tidak rewel selama pembuatannya.
Semua kue dibawa, trus buat kita mana? Kata Hafizh. Makanya hari ini kita bikin kue lagi, nasi kuning lengkap plus Puding Roti Coklat yang Hafizh sukaaa banget.
Selamat ulang tahun, Ayah!



previous comment

Friday, July 28, 2006

Satu Bulan Haqqi


Haqqi Muhammad Fayyazi

Anak dermawan yang senantiasa menegakkan kebenaran. amiin


satu minggu...



dua minggu...



tiga minggu...



empat minggu...



Alhamdulillah. Selamat Ulang Bulan, Haqqi....!


4 previous comments

Wednesday, July 26, 2006

Hafizh & Adiknya


Senang rasanya nggak perlu menghadapi kecemburuan berlebihan seorang kakak terhadap adik yang baru lahir. Malah agak surprise melihat betapa excitingnya Hafizh atas kehadiran adik barunya. Anak tetangga kami yang kebetulan seusia Hafizh dan juga punya adik baru tiba-tiba berubah jadi cengeng dan cenderung hiperaktif.

Alhamdulillah Hafizh bisa mengatasi kekhawatiran akan berkurangnya kasih sayang Ayah-Ibunya secara verbal, alias sering curhat sama Ibunya ;-). Jadi dia paham kalo kekhawatirannya itu nggak beralasan.

Pertama kali Hafizh lihat aku lagi bercanda sambil peluk2 dan cium2 Haqqi, dia cuma memperhatikan sambil diam (tapi tatapannya sendu gitu). Setelah si Adek aku tidurkan, baru Hafizh ngomong; “Ibu sayang ya sama Adek?” (aku jawab; Iya) “Jadi Ibu nggak sayang aku lagi?”.

Huaa... langsung kupeluk jagoanku itu erat-erat, sambil kujelaskan bahwa nggak mungkin, nggak akan mungkin, aku nggak sayang sama dia, malahan jadi makiiin sayang. Baru deh matanya berbinar-binar lagi tapi bibirnya masih sempet nanya “Ibu nggak bohong?”.

Duh anakku, masa sih kau meragukan cintaku ;-).

Tapi nggak berhenti sampai disitu sih, kadang-kadang kalo aku lagi gendong Haqqi, atau kalo aku barusan marah sama dia, tiba-tiba aja dia nanya seolah untuk meyakinkan dirinya sendiri “Ibu tetap sayang aku?”.
Hehe... aku juga nggak bosan untuk menjelaskan –sampai dia puas- betapa aku & ayahnya sangat sayang sama dia.

Hafizh nggak pernah jail sama Haqqi. Makanya suka aku percaya untuk menjaga adiknya. Kalo Haqqi sampe terbangun dari tidurnya, itu biasanya karena Hafizh nggak tahan untuk mencium pipi gembil adiknya itu. Kadang dia malah minta izin untuk membangunkan adiknya (dan selalu kutolak) supaya bisa diajak main atau ngobrol.

Lucu deh, Hafizh itu seolah menganggap Haqqi udah sebesar dirinya dan paham semua omongannya. Kadang dia membacakan buku dengan suara keras, atau mewarnai disebelah adeknya sambil bercerita, atau main apa aja disebelah adeknya seolah memang si Adek menyimak semua tingkah lakunya.



Kalo Hafizh lagi makan sesuatu yang enak, dia akan nawarin adiknya. Sering banget tiba-tiba aja dia suapin makanan ke mulutku. Katanya itu buat Adek (dia ngerti kalo si Adek makan apa aja yang aku makan melalui ASI). Nanti waktu aku menyusui, dia bakal nanya ke adiknya, “enak nggak kuenya, Dek?”. ;-)



Sekarang Hafizh udah mulai sekolah lagi. Pulang sekolah yang pertama dia cari adalah adiknya. Sekedar menyapa “Hallo Dek, aku udah pulang sekolah nih…”. Kalo adiknya nggak lagi tidur biasanya Hafizh langsung ngajak ngobrol, ngobrol apa aja. Kadang yang ndengerin ‘obrolan’ mereka suka ketawa sendiri. Mulai cerita tentang power ranger sampai cerita pengalaman disunat. Cerita yang terakhir ini isinya biasanya meng-encourage adeknya supaya nggak takut disunat dan diakhiri dengan memperlihatkan ‘tatat’-nya ke si adek ;-).

Hafizh juga suka maksa adiknya untuk nonton dia main bola di halaman belakang, sambil digendong Ibu tentu aja. Nanti sambil main bola Hafizh kayak ngajarin adiknya gitu: “gini nih Dek, caranya nendang bola…”.

Tapi kadang dia jadi suka frustasi sendiri, “Adek umur lima tahunnya masih lama ya Bu?”.


3 previous comments

Tuesday, July 25, 2006

Tentang Khitanan Hafizh


Semua orang bingung, Hafizh mau dikhitan?

Kita berdua juga nggak nyangka Hafizh segampang itu mau dikhitan. Padahal kita nggak pernah memaksa atau membujuk secara berlebihan. Caranya cuma dengan ngobrol-ngobrol biasa, bahwa setiap anak laki-laki harus disunat cepat atau lambat. Diberitahu juga kalo rasanya bakalan sakit sebentar tapi hanya sekali itu aja seumur hidup.

Last minute pendaftaran Khitanan Bersama untuk karyawan di acara HUT kantor mas Ipung, tiba-tiba Hafizh bilang mau disunat. Malahan dia udah pengumuman ke teman-temannya kalo bakalan disunat.Ya udah daftar aja, yang kita tau metode yang dipakai adalah metode Smart Clamp yang cukup bagus.

Pokoknya Hafizh happy banget menjelang khitan. Eyang yang janji bakal beliin sepeda bikin dia tambah semangat, juga hadiah mobil remote control dari penyelenggara.

Pagi 8 Juli 2006, jam 7 rombongan berangkat, ada Eyang Manggarai dan Eyang Cibubur yang udah menginap sejak semalam. Ibu dan Nyai nggak ikut, nunggu dirumah aja.

Di tempat khitanan juga ada Mama Henda (Mama, dari kata Kalama = Paman, bahasa daerah Sumsel) dan Ngah (tante) Lili dari Lampung, juga Mama Iwan sekeluarga.
Pokoknya kayak rombongan haji deh.



Sebelum khitanan dimulai Hafizh senang banget ikutan acara yang dibuat untuk anak2, ada lomba-lomba (Hafizh dapat 2 hadiah perlombaan), trus ada badut juga.
Sekitar jam 11 giliran Hafizh untuk dikhitan tiba. Waktu sudah berbaring di tempat tidur Hafizh sempat telpon Ibunya dirumah, minta dibimbing berdoa. Jadi aku berdoa trus Hafizh mengikuti bacaan doanya gitu. Begitu telpon ditutup, sambil menyusui Adek, aku juga nggak berhenti berdoa buat Hafizh, semoga semua berjalan lancar, cepat dan sedikit saja sakit yang dirasa Hafizhku.

Sampai akhirnya telpon berdering lagi setengah jam kemudian, ternyata Hafizh dan rombongan sudah di dalam mobil dalam perjalanan pulang. Hafizh bicara lagi denganku tapi kali ini tanpa keceriaan seperti sebelumnya ;-(. Tampaknya Hafizh baru menangis hebat, duh rasanya tenggorokanku tercekat juga menahan tangis.

“sakit, Bu… tapi udah selesai”

Anak Ibu memang jagoan dan pemberani. Ibu bangga sekali sama Hafizh.
Proses khitanan diceritakan kemudian sama Mas Ipung. Tapi aku pass aja deh ceritanya, ngeri membayangkannya, nanti aku nangis lagi kayak waktu itu ;-)

Sampai di rumah (ternyata Hafizh belum mau pakai celana, padahal it’s oke karena ada clamp yang melindungi penisnya) selama kira2 satu jam Hafizh Cuma berbaring aja di tempat tidur sambil peluk mobil remote-nya. Hafizh cuma mau memperlihatkan tatat-nya ke aku. Oh iya Hafizh dari kecil membahasakan penisnya dengan ‘tatat’, nggak tau kenapa, tapi aku biarkan aja biar cuma kita orang2 terdekatnya yang ngerti kalo dia ngomong ‘jorok’ gitu didepan umum ;-)

Setelah dibujuk, akhirnya mau juga dia pake sarung. Setelah itu dia seperti lupa kalo baru abis disunat, langsung jalan-jalan dan main sama kerabat & sepupunya yang mulai berdatangan karena akan ada acara pengajian sore harinya. Benar-benar lupa karena memang tatat-nya aman di dalam clamp, sampai datang keinginannya untuk pipis. Untung kejadiannya setelah acara pengajian selesai, karena Hafizh dengan pede-nya pipis sendiri di kamar mandi. Jelas dia histeris ngliat darah yang keluar bareng air pipisnya, plus agak2 nyeri kali ya, sampai dia nggak bisa bergerak dan harus digendong Ayahnya keluar kamar mandi.

Sampai disini kita rada bingung gimana cara membersihkan clamp-nya. Ada sih panduannya, tapi kok kita nggak begitu yakin. Akhirnya aku telpon mbak Lita yang udah punya pengalaman dengan clamp ini waktu khitanan putranya. Makasih ya mbak, saat itu aku benar-benar tenang setelah telpon mbak Lita.



Setelah itu, hanya pipis kedua esok paginya Hafizh masih ketakutan, selebihnya semua berjalan seperti biasa kayak nggak ada yang abis khitan. Malamnya Hafizh tidur sambil peluk guling seperti biasa. Minggu sore udah mau pake celana pendek yang longgar, udah main bola dihalaman belakang walau dilarang (‘aku tendangnya pelan-pelan aja kok Bu’ katanya kalo dilarang). Untung ada mbak Intan, sepupunya dari Lampung, yang bisa menemani main ‘rumahan’ seperti ular tangga atau sekedar main game komputer bareng-bareng.

Masalah muncul ketika tiba saatnya untuk membuka clamp hari selasa 11 Juli masih di kantor mas Ipung. Sebenarnya nggak sakit, tapi begitu Hafizh melihat tatat-nya yang sudah tidak tertutup clamp, dia langsung menangis keras. Kali ini aku ikut melihat prosesnya sambil gendong Adek, kata mas Ipung Hafizh malah kolokan karena ada aku ;-). Memang kepala penisnya masih berwarna merah, Hafizh bilang ‘tatat-ku berdarah Bu’, susah meyakinkannya kalo everything’s fine. Pulang dari membuka clamp, kita langsung ke bandara menjemput Angga, Anggi & Sella, tiga sepupu Hafizh dari Lampung yang abis berlibur di Medan. Mereka benar-benar jadi hiburan buat Hafizh walaupun sampai dua hari kedepan Hafizh belum mau melihat tatat-nya sendiri. Jadi kalo pipis benar-benar harus ditemani karena kedua tangannya dipakai untuk menutup mata ;-).

Hari Kamis, Hafizh dan keempat sepupunya plus mbak Siti (supaya bisa menemaninya pipis) diantar-jemput mas Ipung ke mall Cinere untuk nonton Superman Returns.
Sayang kamis malam-nya semua sepupunya harus kembali ke Lampung karena liburan mereka udah hampir usai.

Hari Jumat, Hafizh udah berani melihat tatat-nya sambil tersenyum lebar. Katanya ‘tatat-ku sekarang kayak punya Ayah’. Hehehe….

Hari Sabtu udah mau pake kolor lagi.


berendam 1 jam sebelum buka clamp
pinjam bak mandi Adek ya...



Kan banyak yang nanya “rasanya kayak digigit semut ya Mas?”, biasanya Hafizh cuma geleng kepala kalo ditanya gitu. Tapi bisik bisik dia bilang ke aku,
Hafizh: rasanya nggak kayak digigit semut kok Bu
Aku : maksudnya nggak sakit gitu?
Hafizh: bukan, tapi rasanya kayak digigit harimau,
Aku : (ketawa) memangnya kamu tau rasanya gigitan harimau?
Hafizh: iih, Ibu nggak percaya, lihat aja tatat-ku sampai merah begini.

Pffiuh….ternyata begitu ya rasanya nyunatin anak. Hati ini jungkir balik nggak karuan (sambil nyengir ke mbak Lilik yang baru nyunatin Hafiz-nya). Ada banyak pelajaran untuk acara khitanan berikutnya, insyaAllah, untuk jagoanku yang berikutnya ;-)

previous comment

Tuesday, July 18, 2006

Tentang Lahirnya Haqqi


Banyaak banget yang pengen diceritain, tapi ternyata memang makin sedikit waktu luang untuk menulis, hehe…sok sibuk ya, tapi memang sibuk lho punya baby baru dan seorang ‘baby’ besar yang masih libur dan apa-apa maunya sama Ibu plus baru dikhitan pula ;-). Makanya sekarang mumpung kedua cinta-ku itu lagi tidur nyenyak, disempetin mencatat-catat cerita yang terlewat kemarin. Jadi maklum aja kalo tulisannya berantakan dan kepanjangan, mumpung masih fresh di ingatan nih.


Yang jelas tahun ini kami melewati 7 Juli 2006 - HUT perkawinan ke 6- dengan cara yang luar biasa dan dengan hadiah luar biasa dari Allah SWT. Allhamdulillah. Semoga pendewasaan diri makin kami dapat untuk insyaAllah mampu melewati tahun-tahun berikutnya dengan lebih baik.


Kali ini catatan tentang lahirnya Dek Haqqi tanggal 28 Juni lalu. InsyaAllah catatan tentang cerita khitanan Mas Hafizh segera menyusul.

Sebelum 28 Juni 2006


Cuti mulai 19 Juni. Berdebar-debar. Rasanya dulu waktu mau melahirkan Hafizh nggak se-nervous ini deh, mungkin karena sekarang udah tau rasanya melahirkan jadinya deg-degan melulu. Sabtu 24 Juni, dr. Dewi udah wanti-wanti supaya tanggal 27 hari Selasa harus segera kontrol lagi karena air ketuban udah mulai berkurang.


Menunggu hari Selasa, acara jalan-jalan pagi keliling komplek makin digiatkan. Hari Selasa ditemani Hafizh ke rumah sakit lagi untuk kontrol, sambil nunggu dokter datang kita jalan-jalan dulu ke mall cinere sampai capek.
Balik ke RS ternyata mulut rahim sudah pembukaan 2 walaupun belum ada mulas sama sekali. Kata dokter itu berkat jalan-jalan yang intensif ;-) Jadi deh janjian sama dr. Dewi, besok Rabu 28 Juni kembali lagi ke RS untuk diinduksi kalau memang belum ada kontraksi.

Pulang dari RS atas saran dr. Dewi, kita lanjut lagi keliling mall Cinere, Hafizh sih asik-asik aja tuh diajak jalan-jalan apalagi terakhir mampir ke playground di basement, sampai capek baru kita pulang. Hafizh baik banget deh, Ibunya digandeng terus selama jalan-jalan. Nanya melulu ‘Ibu capek?’, kalo aku ngangguk nanti dia cari-cari tempat duduk supaya aku bisa istirahat ;-)


Ternyata menjelang malam mulai mucul kontraksi-kontraksi yg makin lama makin kuat. Jadi ada harapan semoga besok bisa melahirkan normal tanpa harus induksi.


D-day 28 Juni 2006


Jam 5.30 sama mas Ipung ke RS karena kontraksi sudah 10 menit sekali. Hafizh kooperatif sekali, nggak maksa mau ikut, mungkin karena lihat Ibunya yang meringis-ringis ya. Oh iya, di rumah sudah ada Nyai (neneknya Hafizh dari Lampung), jadi biar siangnya aja Hafizh nyusul ke RS sama Nyai dan mbak Siti.

Sampai rumah sakit, udah pembukaan 3, lumayan, dr. Dewi via telpon menginstruksikan untuk menunggu saja instead of pasang infus induksi seperti yang beliau instruksikan sebelumnya lewat surat pengantar.


Sayangnya kontraksi bukannya bertambah kuat, justru makin bertambah jauh jeda waktunya. Sampai jam 10.30 kontraksi malah jadi 30 menit sekali walaupun sudah sampai pembukaan 6. (Beda banget sama waktu Hafizh yang stuck di pembukaan 2 padahal kontraksi udah 5 menit sekali).


Entah udah berapa kali bolak-balik jalan di lorong rumah sakit berdua mas Ipung sampai akhirnya jam 12 siang diputuskan untuk induksi.

Setelah jarum infus dipasang baru deh kontraksi yang sebenarnya terasa, udah nggak bisa nyengir lagi sekarang, hehe… memang lebih nikmat ya rasanya.

Begitulah akhirnya jam 14.45 lahir jagoan kami yang kedua.


Subhanallah, Allahuakbar…segala puji bagi Allah yang telah memberikan kehidupan pada mahklukNya. Sampai sekarang masih suka mengingat-ingat moment itu sehingga nggak mungkin bagiku untuk nggak bersyukur atas nikmat luar biasa yang diberikan Allah kepada kami.





Suster-suter RSPC juga baik-baik banget, sangat mendukung program ASI eksklusif. Permintaanku untuk langsung menyusui bayi segera setelah dilahirkan juga dipenuhi. Setelah masuk kamar rawat inap jam 5 sore-nya, adek juga langsung disusui lagi. Alhamdulillah ASI sudah langsung keluar, sampai esok paginya adek baru minta minum lagi.

Setelah 28 Juni 2006

Tiga malam menginap di RS, berdua aja rooming-in sama Adek. Tiga malam juga Hafizh –untuk pertama kalinya tanpa AyahIbu- menginap di rumah Eyang. Berkumpul bareng sepupu-sepupunya membuat Hafizh sedikit ‘lupa’ sama Ibunya.


Adek Haqqi juga pintar deh, jadi walaupun rooming-in Ibu nggak capek ngrawatnya. Tapi ada kejadian yang sempat bikin deg-degan juga, jumat pagi dr. Sandra memutuskan untuk memasukkan selang kateter ke saluran kemih Adek karena sudah 24 jam lebih setelah lahir Adek belum juga pipis. Duh, mau nangis rasanya melihat prosesnya. Ternyata ada tuh air kemihnya, jadi ditunggu lagi kalo dalam 24 jam kedepan Adek belum pipis juga, akan di-usg untuk melihat kinerja ginjalnya.


Ya Allah, rasanya badan ini lemas sekali, Adek terus kupeluk sambil hati nggak henti berdoa. Mas Ipung yang hari itu berangkat ngantor dari RS juga katanya ngelamun terus di perjalanan.


Lagi-lagi Allah maha baik, nggak sampe satu jam setelah proses kateter itu si Adek pipis banyaaak banget sampai membasahi baju pink rumah sakit yang kupakai, Subhanallah, belum pernah sebahagia itu ngliat air pipis ;-) Kata dokter, ternyata proses kateter tadi justru merangsang 'terbukanya' saluran kemih Adek.


Mas Ipung yang baru sampe parkiran kantor juga langsung bertahmid dengan lega. Alhamdulillah.


Hari Sabtu 1 Juli,

kami pulang kerumah. Selamat datang dek Haqqi….


Hari Selasa 4 Juli,

kontrol pertama ke de. Sandra SpA. BB udah bertambah 2 ons setelah turun 1,5 ons waktu keluar dari RS. Alergi kulit Adek dinyatakan positif, tapi setelah sebelumnya mandi tanpa sabun sekarang udah boleh pake sebamed, tapi tetap no baby oil no minyak telon pokoknya no kosmetik bayi.


Hari Sabtu 8 Juli,
syukuran Aqiqah sekaligus syukuran khitanan mas Hafizh diadakan. Nggak besar-besaran, hanya mengundang keluarga dekat plus tetangga untuk menghadiri pengajian yang diisi dengan tausiyah dari Ustad Zen. Yang penting adalah insyaAllah tunainya 2 kewajiban kami sebagai orang tua. Semoga Allah memberkahi kedua buah hati kami dan memberi kami kemampuan untuk membesarkan dan mendidik mereka agar selalu berada dijalanNya.





2 previous comments