Thursday, February 28, 2008

Metro Big Sale, ck ck..

Jumat pagi lalu, ruangan kantor saya tiba-tiba geger, khususnya oleh para cewek. Dari dinding ruangan kantor kami yang memang full kaca, terpampang sangat jelas spanduk di gedung pusat belanja Plaza Senayan, bunyinya gini: Metro Big Sale, up to 70% Today Only!

Padahal nih ya, menurut teman-teman saya, sudah sejak seminggu sebelumnya Metro memang menggelar diskon besar hingga 50% sampai akhir bulan maret 2008. Tapi spanduk besar di hari jumat itu tetap menggoda teman-teman saya, meskipun sebagian dari mereka sudah sempat belanja sepanjang minggu itu.

Saya pun tergoda. Melirik ke arah kaki, dimana sepatu yang saya pakai kerja setiap hari berpanas-panas & berhujan-hujan sudah mulai sedikit menganga (hehe.. namanya juga godaan, baru mengelupas sedikit aja dibilang menganga). Teman-teman saya juga semangat ngomporin; kemarin sepatu merk-A udah didiskon jadi sekian loh, siapa tau sekarang turun lagi tuh harganya, yuk yuuk..
Jadi deh, saya yang sepanjang minggu itu tidak tertarik walau sekedar melihat-lihat isi Metro, terbirit-birit ikut menyebrang ke Plaza Senayan dengan semangat 2008 yang penuh harapan :p.

Sampai disana, saya yang ternganga! Jauh lebih besar dari nganga-nya sepatu saya :D. Tidak saya duga, Metro penuh dengan manusia, mostly perempuan. Sepertinya saya melihat Becky Bloomwood si shopaholic itu ada dimana-mana. Sempat ragu apakah saya salah masuk gedung perbelanjaan, jangan-jangan ini Tanah Abang menjelang lebaran.

Sangat terasa ekpresi panik bertebaran dimana-mana, kepanikan takut nggak kebagian barang!. Ada yang buru-buru telpon pacar atau suaminya “Yang, nomor sepatumu berapa ya? Lagi murah nih, cuma hari ini loh”
Dua kali saya melihat mbak pegawai Metro ditempat berbeda sedang bersungut-sungut membereskan susunan display sepatu yang gak pernah rapi “tolong dong Bu, jangan diacak-acak lagi, saya capek nih beresinnya” katanya ditujukan kepada siapa saja yang mendengarnya.

Saya pernah melihat pengungsi korban bencana berebut jatah sumbangan. Saya juga pernah melihat rombongan pemulung dengan sukacita berebut menyambut ditumpahkannya isi truk sampah. Dan yang saya lihat hari itu, kurang lebih mirip seperti itu. Agak lebih miris sebenarnya mengingat perbedaan jenis barang yang diperebutkan. Disini justru terjadi rebutan mengeluarkan uang ratusan ribu rupiah (hey, biarpun diskon 70% kayaknya gak ada yang harganya jadi dibawah 100ribu kan).

Luar biasa. Melihat pemandangan begini mana ada yang percaya kalau Indonesia adalah negara miskin yang banyak utangnya.

Tumpukan kotak sepatu setinggi kira-kira 1 meter yang semula rapi jali tersusun dengan display contoh sepatu diatasnya, hilang dari pandangan tertutup kerumunan manusia. Saya intip dengan sedikit berjingkat, ternyata semua kotak sepatu sedang diobrak-abrik dengan kalap. Tidak lama kemudian kerumunan bubar dengan meninggalkan pemandangan seperti ini:

Lihat ke arah kasir, MasyaAllah, semua (catat: semua!) kasir dipenuhi antrian ular-naga-panjangnya-bukan-kepalang. Hampir semua yang antri membawa segabruk belanjaan. Seorang teman bercerita dia harus rela berdiri kurang lebih satu jam untuk bisa membayar belanjaannya.

Tapi ternyata aura kepanikan itu menular. Benar-benar menular!. Saya dan empat orang teman saya ikut-ikutan mengantri diujung ular naga itu. Masing-masing menenteng sepasang sepatu dari merk yang sama (iya, si merk A yg sejak minggu lalu sudah diskon dan hari itu tidak berubah harganya). Bukan karena fanatik sama merk itu, tapi karena sudah tidak memungkinkan melihat-lihat merk lain mengingat padatnya manusia. Mungkin juga karena suasana pokoknya-belanja itu sangat mendominasi.

Kira-kira setelah sepuluh menit kami berdiri di antrian (dan belum bergerak maju sama sekali!), barulah tiba-tiba kami sadar, persis seperti orang yang terbangun dari hipnotis yang menguasai otaknya. Sadar betapa dungunya kami ini. Sepatu yang kami pegang itu harganya masih sama seperti minggu lalu dan masih tetap sama sampai akhir bulan depan! Lalu kenapa kami membuang-buang waktu seperti ini. Ya ampun!. Akhirnya kami keluar dari antrian, mengembalikan sepatu merk A ke tempat semula (tanpa terlihat mbak penjaga tentunya), lalu keluar dari gedung plaza senayan sambil terbahak-bahak menertawakan kebodohan kami sendiri.

Lirik kearah kaki, ahh.. sepatu tercinta, kamu masih bagus kok, nggak usah ganti dulu ya, nanti aja nunggu kado *ngedip-ngedip ke Ayah*.


Note:
*Sampai hari ini (6 hari setelah hari yang heboh itu) sepatu yang sempat saya pegang selama sepuluh menit itu masih setia menanti ditempatnya, masih dengan harga diskon yang sama. Tapi saya sudah tidak lagi berminat membelinya. Haha…
*Analisa saya nih, Metro cukup menambahkan beberapa item dengan diskon 70% (yang cuma dalam tempo setengah hari sudah ludess dibeli orang). Beri label Today Only disebelah up to 70%, pasang spanduk dan iklan di harian ternama, maka semua produk yang cuma 20% juga ikut diborong dan macetlah Senayan hari itu.
Salut Metro! Siapa sih konsultan marketingnya? :)


Monday, February 25, 2008

kenapa ya?


kenapa ya,
kok mendadak buntu untuk ngapdet blog ini
sigh...

mohon maaf untuk teman2 yang b/w kemari
dan juga jarang saya b/w-in
*tuh kan, kehilangan bahasa yang benar juga nih*

setelah ini saya akan mengumpulkan kembali
semangat blogging yang hampir hilang :)

sementara, dapat salam sayang dulu dari dek Haqqi yaa..


haqqi, 1tahun8bulan, udah banyak loh rambutnya ;)