Monday, April 25, 2011

daster busuk

Yang membuat saya selalu berat untuk keluar kota berdua saja dengan suami, adalah tentu saja cowok-cowok kecil kami itu, terutama si bungsu. Kalau si sulung, sudah lebih mudah memahami bahkan cenderung bangga dipercaya menjadi 'kepala rumah tangga'. Maklumlah, lokasi tidak selalu memungkinkan kami untuk menitipkan mereka pada nenek2 mereka.

Saya tidak khawatir akan keadaan disiang hari. Bermain dengan mas-nya juga rekan-rekan sejawat eh sebayanya sampai sore cukup membuat Haqqi 'lupa' pada ibunya :p. Menjelang tidurpun tidak terlalu sulit, karena Haqqi mudah sekali terlelap. Yang saya cemaskan adalah jika dia terbangun saat tengah malam, karena meskipun sudah tidur terpisah, Haqqi pasti akan mencari ibunya, sampai dia bisa tertidur kembali :(.

Benar saja, hari pertama saya di Yogya kemarin, sekitar jam 3 pagi, persis disaat dimana Haqqi biasanya masuk kamar kami -lalu 'nyelip' tidur diantara saya dan suami- ponsel saya berdering, panggilan dari rumah, suara Haqqi diujung sana, berulang-ulang bilang 'ibu pulang'. Hiks, sedih sekali mendengarnya, setengah jam diperlukan untuk menghiburnya. Bujukan jalan-jalan main game di mal sampai beli sepeda baru, gak mempan. Yang mempan adalah...makan es krim, saat itu juga, yak subuh-subuh!. Apa boleh buat, sesekali bolehlah melanggar aturan sendiri, urgent soalnya :p.

Malam kedua, harus cari akal. Sejak lama, beberapa teman menyarankan untuk memberikan baju yang bekas kita pakai pada si anak. Meski gak masuk akal, gak ada salahnya juga dicoba.
Gak nyiapin es krim lagi? Iya tetap, buat senjata pamungkas.
Jadi malam itu, daster yang belum sempat dicuci dan masih ada di gantungan pintu, saya perintahkan pada si mbak, untuk diletakkan pada guling di sisi Haqqi saat dia sudah tidur.

Dengan harap cemas saya melewati subuh, gak ada telpon berdering. Pagi hari saya yang gak sabar menelpon mereka dan ternyata, Alhamdulillah, semua berjalan baik-baik saja.
Begitupun dihari ketiga. Pfiuuh..

Percaya tidak percaya, itulah kenyataannya. Menurut mas Hafizh, ketika menjelang subuh Haqqi selalu terbangun dan memanggil2-manggil ibunya, mas Hafizh cuma perlu membujuk sebentar, bilang 'ibu belum pulang dek, bobo lagi aja yuk'. Eh Haqqi nurut, memeluk si guling yang memakai daster beraroma ibunya, lalu kembali terlelap dengan nyenyak.

Gak nyangka, daster busuk itu pastilah wangi sekali bagi Haqqi yaa... :))

Thursday, April 21, 2011

hanimun gratisan

Kata orang-orang, suami istri tuh perlu sesekali ambil waktu berduaan, pergi tanpa membawa anak2, semacam honeymoon kedua gitu. Katanya, refreshing sangat perlu supaya bara itu terus menyala (oven kalii.. :p), gak pernah padam tersiram kebosanan & rutinitas.

Baiklah. Thanks to Herbalife, reward2-nya 'memaksa' kami untuk pergi hanimun, ghratiss..! insyaAllah rutin 4 bulan sekali, hehe.. amiin.

Program 4 bulan sekali ini biasanya dibarengi dengan acara team building atau training. Zaman ngantor dulu setahun sekali juga outing, dibayarin nginep di hotel trus ikut permainan2 kekompakan team. Sekarang Alhamdulillah udah gak ngantor, tapi masih bisa ngerasain acara2 seperti itu, malah boleh bawa pasangan. Cihuy deh!

Grand Hyatt Bandung, November 2010

Kita baru setahunan serius di Herbalife, jadi baru 2x qualified utk ikut program ini. Pertama di bulan November 2010 di Grand Hyatt Bandung.
Yg Kedua bulan April 2011, masih anget, di Novotel Yogyakarta.
Kalau di Bandung, kami bernostalgia ke beberapa tempat dari masa lalu, haiyyaah..
Di Yogya, kami nikmati suasana malam disana, muter2 naik becak (malioboro dilewatin aja bang, udah pernah, hehe..), nyari gudeg ceker sampai terdampar lihat live music di sebelah empireXXI, kalo ada film bagus pasti kita midnite-an disitu, haha.. dasar pecandu bioskop.

Novotel Yogyakarta, April 2011

Usai acara, kembali ke rumah, memang selalu terasa berbeda, makin hangat :p. Yang pasti jadi semakin semangat Herbalife-an, biar dapet jatah kamar lagi 4 bulan yg akan datang, insyaAllah.