Terus berusaha, itu baru luar biasa...Itu adalah motto yang selalu kita dengungkan kepada mas Hafizh sejak dia mulai mengenal arti kata; prestasi, meraih tujuan, menang, gagal, persaingan. Yang sangat ingin kita sampaikan kepada mas Hafizh adalah bahwa hasil akhir tidaklah terlalu penting, yang paling penting adalah
PROSES dalam mencapai hasil akhir tersebut.
Setahun yang lalu, mas Hafizh masih terlihat ragu untuk berkompetisi. Kita tahu bahwa yang ditakutkannya adalah kekalahan, walaupun alasan yang dipakainya adalah malas, capek, dsb. Biasanya hanya perlombaan yang dia yakin dia bakal menang saja yang mau diikutinya. Tapi motto diatas tidak berhenti kita dengungkan.
Mas Hafizh nggak harus menang kok, yang penting mas Hafizh sudah berusaha sebaik-baiknya, meskipun kalah tapi kan mas Hafizh bisa ikutan lomba dengan gembira, kalau mas Hafizh gembira Ibu juga gembira loh, kita semua gembira itu sudah lebih dari cukup.
Kurang lebih begitulah kalimat yang sangat sering saya ucapkan untuk memberi semangat pada mas Hafizh. Kita nggak mau mas Hafizh takut bersaing atau menganggap kemenangan adalah satu-satunya tujuan utama. Nggak cuma di moment perlombaan, tapi juga dalam kegiatannya sehari-hari, misalnya saat semangatnya kendor ketika gagal menyusun puzzle yang rumit, motto diatas kembali kita dengungkan, sehingga dia kembali berusaha menyelesaikan pekerjaannya.
Tahun ini, di moment HUT kemerdekaan, terbukti motto diatas sudah menempel dikepalanya. Semua perlombaan diikuti oleh mas Hafizh tanpa takut tidak mendapat juara. Alhamdulillah, mas Hafizh bisa menikmati semua perlombaan dengan gembira.
Di sekolah, selesai
upacara, semua murid bergegas berganti pakaian untuk mengikuti perlombaan2. Setiap grade yang masing2 terdiri dari 3 kelas mempunyai lokasi perlombaan masing2. Aneka lomba diadakan baik perorangan maupun beregu. Orang tua murid juga punya lokasi perlombaan sendiri loh melawan para guru, tapi saya memilih untuk mengikuti kegiatan mas Hafizh di lokasi grade-1.
Ada satu perlombaan yang kelihatannya sangat sulit dikuasai oleh mas Hafizh, yaitu lomba memasukkan pensil kedalam botol. Lomba disini tidak mencari juara 1, 2 atau 3, tapi setiap anak diperbolehkan berulang kali berlomba bersama tiga anak yang lain. Hadiahnya
'hanya' berupa makanan kecil atau minuman kotak untuk setiap yang berhasil memasukkan pensil lebih dahulu.
Mas Hafizh selalu menjadi urutan terakhir!. Tapi yang mengagetkan saya, mas Hafizh tidak berhenti berusaha sampai pensilnya benar-benar masuk ke dalam botol meskipun sudah jelas dia tidak memenangkan lomba. (Anak2 yang lain biasanya langsung menghentikan usahanya ketika sudah ada yang menang lebih dulu). Ternyata mas Hafizh butuh waktu cukup lama untuk berkonsentrasi memasukkan pensil :D.
Hebatnya, semua guru dan teman terus memberi semangat pada mas Hafizh untuk menyelesaikan lomba, tidak ada yang mengolok-olok, bahkan para guru memujinya karena pantang menyerah. Alhasil, meskipun kalah mas Hafizh tetap mendapat aplause dan hadiah! :D.
Saya yang memantau dari jauh dengan bangga mengacungkan dua jempol untuk mas Hafizh, ketika dia menghampiri;
yang penting aku berusaha kan Bu?Ughh... langsung saya peluk dia dan bilang;
iya, yang penting mas tetap gembira kan?
mas Hafizh mengangguk-angguk dan bilang:
aku mau coba lagi ah...
Lalu dia berlari lagi ke arena dan mengantri kembali untuk lomba yang sama. Di percobaan keduanya mas Hafizh tetap jadi yang paling lamaaa memasukkan pensil, tapi seperti tadi juga keceriaan tidak hilang dari wajahnya. Aduh nak... kayaknya kamu memang ada masalah dengan pensil dan botol itu ya.. :D
lomba estafet bola & lomba memasukkan pensil ke dalam botol Lain di sekolah, lain lagi di rumah. Jumat sore ada banyak perlombaan juga di komplek. Salah satunya ya pensil dan botol lagi. Mas Hafizh tetap belum berhasil memenangkan lomba ini, tapi sayangnya suasananya berbeda dengan di sekolah, tidak ada guru yang sabar menunggu usahanya berhasil atau teman2 yang tidak menertawakan, mas Hafizh
dipaksa panitia menghentikan usahanya memasukkan pensil karena sudah diperoleh juara 1, 2 dan 3. Mas Hafizh terlihat sangat kecewa, saya tau dia hanya ingin menyelesaikan tugasnya sampai selesai seperti di sekolah tadi. Saya hanya bisa menghiburnya dengan bilang bahwa permainan lain harus segera dimulai, jadi gak bisa menunggu lama :(.
di rumah: lomba memecah bola air & balap karung
Oh iya, tahun ini mas Hafizh juga tidak berhasil menjadi juara makan kerupuk seperti tahun2 lalu karena alasan yang sangat lucu. Tahun ini peraturannya berubah, jadi peserta lomba boleh membuang kerupuk yang berhasil digigit. Tapi mas Hafizh sebagai pencinta kerupuk sejati menolak peraturan itu. Haha... jelas aja kalah, kalau peserta lain membuang kerupuk hasil gigitannya supaya cepat menang, mas Hafizh malah memakan jatah kerupuknya sampai habis tidak peduli predikat juara makan kerupuk lepas dari tangannya.
Kalau dibuang kan mubazir, gitu katanya, haha...
Begitulah cerita 17 Agustus-an kami, banyak hal baru yang bisa dipelajari mas Hafizh tahun ini. Semua perlombaan di sekolah dan di rumah dikuti dengan gembira dan bersemangat meskipun tidak semua bisa dimenangkannya. Eits, juara satu balap karung tahun ini berhasil loh direbutnya. Horee...!
foto-foto liputan lengkapnya disimpan disini