Pencarian sekolah untuk Hafizh sudah mulai mencapai finish. Setelah sejak dua tahun yang lalu kita rajin mengunjungi sekolah-sekolah terutama pada saat open house. Dua tahun juga mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang pendidikan sekolah dasar, dan intensitasnya makin tinggi sejak pertengahan tahun lalu. Sudah banyak 'wawancara' dengan para orang tua murid untuk mencari sudut lain penilaian tentang suatu sekolah. Proses hitung-mengitung isi dompet juga sangat alot dilewati :). Akhirnya sampai juga kami pada keputusan akhir. Dengan berbagai pertimbangan, Bismillahirrahmanirrahim, Lazuardi Global Islamic School menjadi pilihan kami bertiga.
Ayah-Ibu juga diobservasi. Mungkin lebih tepat saling meng-observasi ya, karena wawancaranya sangat dua arah. Intinya pihak sekolah ingin menyamakan persepsi dengan calon orangtua murid tentang segala hal yang menyangkut pendidikan & kegiatan calon murid di sekolah.
Alhamdulillah kami bertiga lulus :).
suasana santai observasi hafizh, diintip dari jendela
Berikut ini panduan kami pribadi dalam mencari sekolah buat Hafizh.
1. Landasan Agama
Bagi kami ini hal yang terpenting, usia-usia awal inilah saat terbaik menanamkan nilai-nilai moral & agama kedalam kehidupannya. Harapannya adalah pondasi sudah terbentuk kokoh dari awal, mendirikan bangunan yang kuat diatasnya insyaAllah lebih mudah. Bukannya melepaskan tanggung-jawab pendidikan agama ke lembaga sekolah, tapi jelas sekolah diharapkan dapat membantu mempertegas nilai-nilai yang sudah ditanamkan di rumah.
2. Proses belajar yang menyenangkan & tidak membebani
Cita-citaku sejak dulu, kepengen banget anak-anakku nanti bahagia bersekolah. Sekolah harus menjadi tempat yang sangat menyenangkan buat mereka. Alhamdulillah Hafizh sudah merasakan hal ini, 4 tahun berada di KB/TK tempatnya sekarang tanpa pernah merasa bosan. Jadi harapan kami untuk 6 tahun kedepan insyaAllah Hafizh juga akan senang ke sekolah. Belajar dengan cara menyenangkan.
Kami nggak pengen warisan pendidikan jaman feodal yang kental dengan 'kediktatoran' ikut dirasakan olehnya. Kami ingin Hafizh berkembang sesuai fitrah dirinya. Jadi harus mencari sekolah yang bisa menghargai pribadi-pribadi kecil sebagai mahkluk yang punya masing2 kelebihan dan kekurangan, kemudian memaksimalkan kelebihannya dan meminimalkan kekurangannya. Nilai akademis tidak melulu menjadi hal utama sebagai tolak ukur prestasi.
3. Kerjasama & komunikasi antara orang tua, guru & warga sekolah.
Sekolah harus bisa memfasilitasi hal ini. Bagi kami sangat penting untuk bisa saling membantu dalam memaksimalkan pendidikan dan perkembangan anak.
4. Harga yang terjangkau
Sekolah yang sesuai harapan orang tua yang banyak maunya seperti kita ini biasanya memang mahal (hiks, seandainya pemerintah kita concern sama pendidikan, sd negeri pasti bisa bersaing sama yang swasta).
Seperti kata suhu-ku; mbak Lita, mahal atau tidak itu relatif, tergantung bagaimana kita menentukan prioritas. Bener banget, biasanya kita akan melakukan apapun untuk mengejar prioritas kita kan, jadi nggak ada kata mahal ketika prioritas tsb kita dapatkan.
Calon sekolah Hafizh ini termasuk mahal untuk ukuran dompet kami. Angkanya membuat beberapa rekan dan kerabat membelalakkan mata, buat sekolah aja mahal amat. Hihi... kita cuma menjawab; justruuu buat sekolah, nggak papa dong mahal.
Biarlah dandanan emak-bapake serba butut, asalkan insyaAllah bisa memberikan yang maksimal untuk pendidikan anaknya.
Ternyata ini masalah besar. Sekolah-sekolah incaran di depok dengan terpaksa dicoret dari daftar nominasi. Walau masih sama-sama Depok, ternyata -hiks- Sawangan sudah tidak lagi terjangkau mobil antar-jemput. Keterbatasan waktu ortu-nya membuat fasilitas antar-jemput menjadi penting dan masuk kedalam wishlist.
didiklah anak-anakmu
untuk suatu zaman yang bukan zamanmu
(ucapan sayidina Ali bin Abi Thalib)
8 previous comments
No comments:
Post a Comment