Gembiranya menemukan buku ini di bazar sekolah anak saya beberapa waktu yang lalu. Mbak Tami Ferrasta, istri mas Pepeng si jari-jari itu, yang memiliki workshop perlengkapan wanita seperti baju, tas, dll. menyelipkan buku ini di meja pamerannya. Menurut pegawai beliau, buku ini belum 'sampai' ke toko buku, jadi mereka sementara hanya menjualnya dalam jumlah terbatas.
That's All, demikian mbak Tami memberi judul pada buku ini, menyempurnakan kekaguman saya terhadap mereka berdua. Bagaimana mas Pepeng menyikapi penyakitnya, bagaimana beliau mengajarkan keluarganya untuk melihat hikmah atas apapun ketetapan Allah, bagaimana berbaik-sangka terhadap rencana Allah akan membimbing kita untuk selalu bersyukur dan bahagia.
Subhanallah, doa saya mengalir untuk keluarga mereka agar tetap istiqamah, juga untuk keluarga saya agar bisa meneladani mereka.
Baru membaca kata pengantar dari mas Pepeng, hati saya sudah terharu sekaligus geli. Ada sedikiiit kesamaan dengan kami berdua. Bagaimana mbak Tami begitu gemas karena sang suami begitu sulit mengucapkan kata2 cinta kepadanya, adalah hal yang juga sering saya rasakan terhadap suami saya.
Bagaimana mas Pepeng berkelit setiap dik Uta (panggilan sayang yg akhirnya diberikan setelah hampir 25 tahun menikah) meminta kata2 mesra, kurang lebih itu pulalah yang membuat suami saya gusar setiap saya 'menuntut'nya mengucapkan cinta. :D
Haha.. Pada dasarnyalah perempuan senang 'digombalin'. Tapi saya berharap -seperti mas Pepeng- suami saya kelak menemukan cara tepat 'menggombali' istrinya. Paling tidak menyadari hal penting, seperti yang ditulisnya di bagian akhir kata pengantar buku ini:
"Dik Uta tidak mengharapkan apa-apa, kecuali saya selalu mencintainya. Dik Uta tidak mengharapkan apa-apa, kecuali saya harus selalu adore dia for now and ever more."
That's All.
2 comments:
mungkin dah sifat dasarnya co kali ya mba...sama suamikupun susah bgt dech keluar kata2 itu, padahal sampe maksa2 minta digombalin he he he
yaa...gak semua lelaki gitu juga, banyak kok yg bisa 'romantis',
tapi gakpapa deh dapet yg gak bisa nggombal dgn kata2, tapi dengan sikapnya... prikitiw! :))
Post a Comment