Cerita sedihnya, kemarin sore dikabari sama Ayah (yang kebetulan lagi izin cuti hari itu) kalau seluruh badan Haqqi tiba-tiba berbercak merah. Aku langsung tau kalau itu akibat si susu formula. Memang benar, menjelang sore itu Haqqi diberi tambahan 60 ml susu formula yang masih diencerkan, sesuai instruksiku.
Tapi ASI perasan sudah habis dan Haqqi sudah mulai lapar lagi. Akhirnya diputuskan untuk memberi biskuit bayi yang dicairkan sambil menunggu Ibu (baca: pabrik ASInya Haqqi) pulang.
Ya ampun, sedihnya bukan main sore itu.
Maaf ya Nak, seharusnya Ibu di rumah saja supaya bisa tetap menyusuimu kapan saja kamu mau.
Well, beginilah akhir dari cita-cita ASI eksklusif. Tanggung. Kurang sedikit lagi.
But this is the best I can do. Alhamdulillah.
5 previous comments
1 comment:
halooo salam kenal. selamat atas usahanya utk asi eksklusif, udah bagus banget kok.. saranku sih kalo selama pas lagi ada di rumah netek aja langsung dari payudara sekedar utk bondingnya.. kalau di luar rumah yah kasih formula gapapa.. silakan lihat Blog ASI, Milis ASI, dan Multiply ASI
Post a Comment