Sunday, October 22, 2006

Mohon Maaf

lahir dan batin
yang terlihat maupun yang tidak terlihat
yang tidak sengaja
apalagi yang sengaja
lisan maupun tulisan
mohon maaf sedalam hati
semoga Allah juga mengampuni
dan kembali mengizinkan kita
bertemu lagi dengan ramadhan
tahun depan

amiin

Selamat Idul Fitri 1427 H

IpungRatiHafizHaqqi
mudik dulu ya....



2 previous comments

Saturday, October 14, 2006

Pikun


Penyakit pikunku kayaknya tambah parah nih.

Hari ini waktu mau ambil uang di ATM di lobby kantor baru nyadar kalo kartu ATM nggak ada di dompet. Waduh hilang dimana ya?. Otomatis dong telpon ke bank untuk pemblokiran. Padahal kalaupun ditemukan orang lain belum tentu dia bisa pakai, kan nggak tau pin-nya. Sempat terpikir barangkali kartu ATM tertelan kembali oleh mesin karena aku lupa ambil kartunya setelah transaksi kemarin siang. Tapi kenapa aku nggak terpikir ya kalo kartu itu mungkin aja 'diselamatkan' seseorang lalu diserahkan ke resepsionis kantor atau security.

Setelah selesai ambil uang di teller bank yang ular-naga-panjangnya-bukan-kepalang itu, baru terpikir jangan-jangan si kartu disimpan sama mbak Ria, mbak resepsionis yang baik hati. Kartu ATM itu memang nggak mencantumkan namaku alias ATM instant jadi nggak mungkin mbak Ria mengembalikan ke pemiliknya. Ternyata benar sodara-sodara. Setelah interview kayak petugas bank memeriksa kebenaran identitas pemilik kartu, seperti:
'sebutkan nomor kartunya' (nggak lulus, soalnya nggak hapal sama sekali)
'berapa jumlah saldo terakhir' (yang ini cuma dijawab kira-kira aja)
'berapa jumlah uang yang terakhir diambil' (ini bisa kujawab tepat sambil bingung)
baru deh si kartu kembali ke tanganku. Ya ampun, ternyata aku ninggalin kartu plus kertas slip-nya masih nyangkut di mesin ATM, pantesan mbak Ria tau jumlah saldo segala.


Parah nggak sih penyakit pikunku ini. Juga penyakit panikan sampai buru-buru nge-blokir kartu. Akibatnya itu lho, aku HANYA bisa mengaktifkan kembali kartuku dengan datang ke kantor cabang tempat rekening dibuat yaitu di Green garden-Jakarta Barat. Kantor di Gatsu, rumah di Sawangan, berarti aku harus khusus minta izin di jam kerja untuk pergi kesana.


Hiks.



6 previous comments

Wednesday, October 11, 2006

Facial


Hari minggu kemarin aku facial lho. Tumben, kata mas Ipung. Nggak sengaja, niat semula cuma ikutan nganter Mama dan Nining (my mom & sis-in-law) perawatan wajah ke 'salon' di daerah Karangtengah Lebak Bulus. Ternyata sampai disana aku tergoda ;). Abis katanya nggak sakit, dan sstt....tarifnya cuma sepuluh ribu untuk facial. Murah kan. Padahal diawasi langsung sama dokter ahli kecantikan. Terakhir facial tuh jadul banget waktu aku masih muda ;-p . Kapok karena suakiiit pol. Trus muka jadi lebam dan merrah. Abis itu nggak pernah facial lagi sampai kira2 satu setengah tahun yang lalu ikutan facial sama temen-temen Bel'Air di rumah mbak Ani di Depok. Masih terasa sakit soalnya ada komedo yang membandel harus dipaksa keluar;(.

Kembali ke hari minggu lalu. Si ibu dokter yang funky itu sebenernya praktek di sebuah klinik di daerah Pondok Labu. Tapi dia juga buka usaha sendiri, ya salon itu. Ruangan mungil seluas kira2 6x3 meter, diisi lima buah tempat tidur plus lima orang pegawai yang siap 'memegang' wajah para pasien. Antri lho. Sebagian besar memang yang perlu perawatan khusus seperti jerawat yang bandel atau menghilangkan fleks di wajah. Katanya tarifnya juga masih jauh lebih murah daripada di klinik apalagi rumah sakit. Tapi yang datang untuk sekedar facial rutin juga banyak.

Facial-nya semua pake alat listrik. Pertama pake alat yang disapukan diseluruh wajah seperti setrika kecil untuk membuka pori-pori. Si ibu dokter mengawasi sambil memeriksa kondisi wajah, trus membubuhkan krim atau obat sesuai dengan masalah kulit. Setelah itu baru deh di facial pake semacam vakum kecil yang menghisap kotoran dari pori-pori wajah. Nggak sakit. Kira-kira prosesnya ada 15 menit. Konsentrasi vakum diseputar hidung, tempat komedo dan lemak betah banget mangkal. Trus baru deh the best part....massage wajah. Hmm enak, sampe ngantuk.

Terakhir baru pori-pori ditutup pake semacam rolling kecil yang ujung kabelnya harus kita genggam (untuk efek positif negatif gitu deh). Total waktu yang dihabiskan kira-kira 30 menit. Lumayan banget setengah jam sepuluh ribu udah pake konsultasi dokter. Kalau perlu dokternya akan meracikkan obat krim untuk pengobatan di rumah. Alhamdulillah wajahku nggak terlalu bermasalah, cuma sedikit berminyak di daerah T.


Nyokap pasti senang deh kalau tau putrinya ini merawat wajah. Untuk urusan perawatan muka aku memang juara deh malesnya. Mamiku tercintah itu barangkali sudah bosan nyuruh aku rajin 'cuci-muka'. Dari dulu, dibeliin susu pembersih plus astringent cuma dipakai sesekali, trus dibuang karena sudah expired belum habis juga. Sekarang musimnya pembersih wajah praktis yang tinggal usap sama aja nasibnya. Kadang ada niat pengen bersihin muka sebelum tidur dan bangun tidur, tapi teteup aja kalah sama malas ;-p. Masih ada tuh sebotol gak habis habis, sekarang udah dipakai Hafizh jadi kecap bohongan kalau dia lagi jadi tukang nasi goreng di meja riasku (minimal seminggu sekali kita harus pesan nasgor spesial sama dia).

Kenapa ya males banget? Nggak tau deh, aku lebih rajin pake sabun wajah di kamar mandi, lebih segar dan wangiii nggak bau obat ;).




10 previous comments

Sunday, October 08, 2006

Hampir Separuh


Alhamdulillah, hampir separuh ramadhan sudah kita lewati. Nggak terasa ya. Dua minggu penuh kegiatan ibadah yang menyenangkan. Gimana nggak senang, suasananya kondusif banget. Artis-artis aja penampilannya berubah jadi lebih rapi ;). Tukang ngamen di metromini juga nyanyinya lagu-lagu religi. Ladang amal bertebaran dimana-mana. Subhanallah.


Lihat aja masjid kantor yang selalu penuh saat dzuhur, sampai nyaris melebihi quota. Kalau ke mall pasti deh musholla-nya tiba-tiba jadi manusiawi gak seperti hari-hari biasa yang (rata-rata) tempatnya nyempil, gelap dan lembab. Bener nggak? udah lama nih nggak buka puasa di mall ;). Terakhir shalat di sebuah mall kira2 setahun yang lalu, bukan bulan puasa, musholla-nya nun jauh di lantai empat (padahal mall-nya cuma tiga lantai) melewati tangga yang gelap dan sangat curam :(. Aku yakin pas bulan puasa gini mushalanya jadi rapi, aksesnya enak, diperluas, bahkan mungkin dipindah ke tempat lain yang lebih lapang.

Seandainya setiap bulan itu bulan Ramadhan. Eh enggak deh, bulan-bulan lain yang penuh godaan bukannya justru akan memberi nilai lebih bagi amalan kita kalo tetap istiqomah ya.

Ramadhan tahun ini jelas terasa berbeda di rumah kita, kan sekarang ada Haqqi. Kalau tahun lalu pertengahan bulan puasa begini aku lagi sibuk ngerjain pesanan kue, tahun ini toko tutup dulu ya ;-) mana bisa bikin kue! Sebenarnya sih kalau mau bisa aja ya, tapi waktu bercengkrama dengan HafizHaqqi (dan ayahnya ;-p) yang cuma sedikit itu harus dikorbankan lagi. Kalo Hafizh sih masih bisa diajak 'main' di dapur, tapi Haqqi masa' harus ditinggal lagi sama mbak Siti. Enggak ah. Sudah janji sendiri kan kalo lagi nggak di kantor anak-anak harus full sama ayah-ibunya. Nanti teteup lah bikin kue untuk konsumsi sendiri aja, secara Hafizh udah punya wishlist kue yang harus dibuat.

Hafizh puasanya pintar deh. Walau cuma setengah hari buka trus puasa setengah hari lagi, tapi udah kelihatan lebih kuat menahan diri, lebih sabar menunggu waktu berbuka. Beberapa kali Hafizh ikut sahur bareng, kebanyakan sahurnya jam setengah tujuh pagi, abis susah banget dibangunin sahur subuh2. Kalau pulang sekolah nggak terlalu haus, biasanya dia kuat puasa sampai jam tiga sore. Oh iya, sekolah Hafizh cuma libur sehari pertama puasa aja, selanjutnya sekolah seperti biasa hanya dipersingkat jam belajarnya, jadi jam 10.30 udah sampai di rumah. Di sekolah pun belajarnya lebih banyak praktek beribadah seperti sholat, tambahan doa-doa, mengemas hasil pengumpulan sembako untuk dhuafa, pengenalan cara berzakat, dll. Tapi semua acara les-nya libur seminggu penuh, sekarang sih sudah aktif lagi ya.


Kayaknya buat Hafizh memang berat di rasa haus deh. Kadang jam sebelas dia telpon ke kantor, minta dukungan untuk buka puasa. Segelaaas aja Bu. Melas banget nggak sih. Tapi so far dibujuk-rayu-penuh-puja-puji kuat juga dia nunggu sampai azan dzuhur ;-).

Wikend pertama di bulan puasa Hafizh & ayahnya melewatkan jam buka puasa di panti asuhan Nurul Huda Cimanggis, bareng teman-teman komunitas tangan di atas. Ibu dan Haqqi gak ikutan:( soalnya mobil masih di bengkel. Hafizh & Ayah kesana pake motor. Kata Ayah, Hafizh pintar ngikutin semua acara bareng teman-teman disana. Kayaknya cukup berkesan buat Hafizh. Malam harinya sebelum tidur dia agak-agak ngelamun menerawang gitu matanya, sambil cerita tentang acara disana. Kata Ayah kondisi pantinya memang cukup memprihatinkan. Jadi kesempatan untuk 'ngajarin' Hafizh ber-empati. Semoga bisa membuat Hafizh jadi pandai bersyukur ya.

Haqqi apa kabar? baiiik. Alhamdulillah sekarang udah 3 bulan 9 hari. Sudah bisa tengkurap lho, horee! Cuma kadang tangannya masih suka ketindihan badannya sendiri, trus nangis deh minta pertolongan ;). Minum ASI pakai botolnya juga pintar, tapi begitu ibunya sampai di rumah langsung deh menyusu sampe lamaaa *balasdendam.com*. Maghrib kan pas sampai di rumah, jadi seringnya aku buka puasa sambil menyusui.

Senang banget deh bisa ikutan puasa. Tadinya sempat takut produksi ASI menurun drastis. Tapi Alhamdulillah kalau menyusui langsung ASInya masih cukup. Hanya perasan ASI selama di kantor yang berkurang cukup banyak, tapi bisa dikejar dengan memeras waktu malam atau subuh. Resikonya, hmm... makan sahur dan bukanya harus banyaaak, minum susunya juga. Lupakan dulu soal timbunan lemak di perut yang gak hilang-hilang, hiks.

Jadi optimis insyaAllah bisa memenuhi target ASI eksklusif minimal 4 bulan, syukur kalau bisa sampai 6 bulan ya.



4 previous comments

Tuesday, October 03, 2006

Tiga Lelaki


my energy, my spirit, my life....




11 previous comments