Wednesday, August 13, 2008

Gemess..



Terbit seminggu lalu. Dibeliin Ay empat hari lalu,
dan selama itu pula dia teronggok manis di dalam tas,
masih tersegel rapi, menggoda dipelototi isinya.
Arghh...

Friday, August 08, 2008

Sedih

Terhenyak, lalu menangis. Cuma itu saja yang bisa kulakukan waktu sms duka itu sampai ke ponselku. Mbak Ruri, aku belum lagi sempat menjengukmu selama di rumah sakit, mbak. Maafkan aku ya. Bahkan malam dan esoknya aku gak bisa menjumpaimu untuk terakhir kali. Percaya nggak mbak, malam itu aku begadang -karena harus menyelesaikan order 3 buah kue besar- sambil selalu mengenangmu. Mengingat kemurahan hatimu membagikan resep (muffinmu mbak, jadi idola sulungku selalu). Mengenang ketabahan & keceriaanmu dalam menutupi sakitmu. Meneladani pengorbananmu untuk putrimu (menunda kemo demi kehamilan, Subhanallah, betapa keputusan sulit yang karena cintalah berhasil kau lewati). Lalu membayangkan kedua putrimu yang kau tinggal (yang ini nggak bisa tanpa airmataku mengalir), ya Allah.. jaga dan cintailah mereka wahai Sang Maha Penjaga dan Maha Cinta.

Ini rasa yang sama seperti waktu mbak Inong berpulang. Apakah aku bisa seperti mereka, yang pergi sambil didoakan banyak orang, meninggalkan banyak ilmu yang menjadi amal tak putus mengalir.

Selamat jalan sahabat... semoga Allah SWT mempertemukan kita dalam kumpulan orang-orang yang beruntung di yaumil hisab kelak. Amiin.


Sawangan, 7 Agustus 2008
:setelah dua malam nggak tidur,
full bikin kue sambil ingat mbak Ruri