Thursday, August 23, 2007

Merdeka!


Aduh... susah banget ya mau mengibarkan merah putih
tinggal sedikit lagi, malah jatuh...


pelan-pelan... konsentrasi.... terus berusaha...


Yess! berhasil... berkibarlah benderakuw!!


banyak yang mau ngerobohin niih
hmm... ternyata yang paling susah tuh menjaganya ya...


Tuesday, August 21, 2007

Gagal itu biasa...

Terus berusaha, itu baru luar biasa...

Itu adalah motto yang selalu kita dengungkan kepada mas Hafizh sejak dia mulai mengenal arti kata; prestasi, meraih tujuan, menang, gagal, persaingan. Yang sangat ingin kita sampaikan kepada mas Hafizh adalah bahwa hasil akhir tidaklah terlalu penting, yang paling penting adalah PROSES dalam mencapai hasil akhir tersebut.

Setahun yang lalu, mas Hafizh masih terlihat ragu untuk berkompetisi. Kita tahu bahwa yang ditakutkannya adalah kekalahan, walaupun alasan yang dipakainya adalah malas, capek, dsb. Biasanya hanya perlombaan yang dia yakin dia bakal menang saja yang mau diikutinya. Tapi motto diatas tidak berhenti kita dengungkan.

Mas Hafizh nggak harus menang kok, yang penting mas Hafizh sudah berusaha sebaik-baiknya, meskipun kalah tapi kan mas Hafizh bisa ikutan lomba dengan gembira, kalau mas Hafizh gembira Ibu juga gembira loh, kita semua gembira itu sudah lebih dari cukup.

Kurang lebih begitulah kalimat yang sangat sering saya ucapkan untuk memberi semangat pada mas Hafizh. Kita nggak mau mas Hafizh takut bersaing atau menganggap kemenangan adalah satu-satunya tujuan utama. Nggak cuma di moment perlombaan, tapi juga dalam kegiatannya sehari-hari, misalnya saat semangatnya kendor ketika gagal menyusun puzzle yang rumit, motto diatas kembali kita dengungkan, sehingga dia kembali berusaha menyelesaikan pekerjaannya.

Tahun ini, di moment HUT kemerdekaan, terbukti motto diatas sudah menempel dikepalanya. Semua perlombaan diikuti oleh mas Hafizh tanpa takut tidak mendapat juara. Alhamdulillah, mas Hafizh bisa menikmati semua perlombaan dengan gembira.

Di sekolah, selesai upacara, semua murid bergegas berganti pakaian untuk mengikuti perlombaan2. Setiap grade yang masing2 terdiri dari 3 kelas mempunyai lokasi perlombaan masing2. Aneka lomba diadakan baik perorangan maupun beregu. Orang tua murid juga punya lokasi perlombaan sendiri loh melawan para guru, tapi saya memilih untuk mengikuti kegiatan mas Hafizh di lokasi grade-1.

Ada satu perlombaan yang kelihatannya sangat sulit dikuasai oleh mas Hafizh, yaitu lomba memasukkan pensil kedalam botol. Lomba disini tidak mencari juara 1, 2 atau 3, tapi setiap anak diperbolehkan berulang kali berlomba bersama tiga anak yang lain. Hadiahnya
'hanya' berupa makanan kecil atau minuman kotak untuk setiap yang berhasil memasukkan pensil lebih dahulu.


Mas Hafizh selalu menjadi urutan terakhir!. Tapi yang mengagetkan saya, mas Hafizh tidak berhenti berusaha sampai pensilnya benar-benar masuk ke dalam botol meskipun sudah jelas dia tidak memenangkan lomba. (Anak2 yang lain biasanya langsung menghentikan usahanya ketika sudah ada yang menang lebih dulu). Ternyata mas Hafizh butuh waktu cukup lama untuk berkonsentrasi memasukkan pensil :D.
Hebatnya, semua guru dan teman terus memberi semangat pada mas Hafizh untuk menyelesaikan lomba, tidak ada yang mengolok-olok, bahkan para guru memujinya karena pantang menyerah. Alhasil, meskipun kalah mas Hafizh tetap mendapat aplause dan hadiah! :D.

Saya yang memantau dari jauh dengan bangga mengacungkan dua jempol untuk mas Hafizh, ketika dia menghampiri; yang penting aku berusaha kan Bu?
Ughh... langsung saya peluk dia dan bilang; iya, yang penting mas tetap gembira kan?
mas Hafizh mengangguk-angguk dan bilang: aku mau coba lagi ah...

Lalu dia berlari lagi ke arena dan mengantri kembali untuk lomba yang sama. Di percobaan keduanya mas Hafizh tetap jadi yang paling lamaaa memasukkan pensil, tapi seperti tadi juga keceriaan tidak hilang dari wajahnya. Aduh nak... kayaknya kamu memang ada masalah dengan pensil dan botol itu ya.. :D


lomba estafet bola & lomba memasukkan pensil ke dalam botol

Lain di sekolah, lain lagi di rumah. Jumat sore ada banyak perlombaan juga di komplek. Salah satunya ya pensil dan botol lagi. Mas Hafizh tetap belum berhasil memenangkan lomba ini, tapi sayangnya suasananya berbeda dengan di sekolah, tidak ada guru yang sabar menunggu usahanya berhasil atau teman2 yang tidak menertawakan, mas Hafizh dipaksa panitia menghentikan usahanya memasukkan pensil karena sudah diperoleh juara 1, 2 dan 3. Mas Hafizh terlihat sangat kecewa, saya tau dia hanya ingin menyelesaikan tugasnya sampai selesai seperti di sekolah tadi. Saya hanya bisa menghiburnya dengan bilang bahwa permainan lain harus segera dimulai, jadi gak bisa menunggu lama :(.

di rumah: lomba memecah bola air & balap karung

Oh iya, tahun ini mas Hafizh juga tidak berhasil menjadi juara makan kerupuk seperti tahun2 lalu karena alasan yang sangat lucu. Tahun ini peraturannya berubah, jadi peserta lomba boleh membuang kerupuk yang berhasil digigit. Tapi mas Hafizh sebagai pencinta kerupuk sejati menolak peraturan itu. Haha... jelas aja kalah, kalau peserta lain membuang kerupuk hasil gigitannya supaya cepat menang, mas Hafizh malah memakan jatah kerupuknya sampai habis tidak peduli predikat juara makan kerupuk lepas dari tangannya. Kalau dibuang kan mubazir, gitu katanya, haha...

Begitulah cerita 17 Agustus-an kami, banyak hal baru yang bisa dipelajari mas Hafizh tahun ini. Semua perlombaan di sekolah dan di rumah dikuti dengan gembira dan bersemangat meskipun tidak semua bisa dimenangkannya. Eits, juara satu balap karung tahun ini berhasil loh direbutnya. Horee...!

foto-foto liputan lengkapnya disimpan disini

Monday, August 20, 2007

Upacara



Belasan tahun! iya ternyata sudah belasan tahun yang lalu saya terakhir kali ikut upacara bendera secara langsung. Upacara penaikan bendera yang setiap hari senin dulu waktu jaman sekolah terasa amat sangat menyebalkan dan segala akal daya diupayakan untuk menghindarinya :p.

Tapi jumat lalu, di upacara 17 Agustus sekolah mas Hafizh, saya -aneh sekali- sangat antusias mengikutinya ketika diumumkan bahwa orangtua murid (yg memang diundang ke sekolah) boleh mengikuti upacara di tepi lapangan. Segera saya berdiri di barisan paling depan dan mengikuti upacara dengan khusuk :D.

Melihat bendera merah putih dinaikkan, Indonesia Raya -satu stanza- dinyanyikan, mendengarkan pidato pembina upacara, membaca text Pancasila bersama-sama, mendengar lagi pembukaan UUD yang dulu sangat saya hapal, mendengar naskah proklamasi dibacakan, menyanyikan lagu-lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera kertas, semua saya ikuti dengan semangat dan hati (juga mata) yang menghangat :).

Ah... rasanya memang perlu setahun sekali saya ikut upacara secara live, supaya saya selalu sadar bahwa saya sangat -masih sangat- cinta negeri ini.


Monday, August 13, 2007

Nyuwuun...


Inilah hasil didikan intensif dari Ayah :). Dek Haqqi jadi sopan sekali setiap meminta sesuatu, (meskipun sesuatu itu adalah miliknya sendiri yang diambil secara paksa :D).
Terus begitu ya dek, sampai besar!.

Melihat wajah polosnya setiap kali 'nyuwun' dengan kedua telapak tangan terbuka didepan dada, siapa juga yang tega untuk nggak ngasih yang dia minta :).



aku suka deh mainan warisan mas Hafizh yang ini


loh kok diambil syiih... Nyuwuuun...


Ahh... kalo sopan pasti dikasih lagi deh


Makasiih...

.

Thursday, August 09, 2007

romantis? ah enggak...


Iya sayangkuw… udah di jalan niih…

Itu salah satu kalimat spontan yang biasa banget saya ucapkan saat berbicara dengan suami tertjinta. Tapi ternyata hal yang biasa buat kita bisa sangat tidak biasa bagi telinga orang lain.

Beberapa hari yang lalu kalimat itu sempat saya ucapkan saat menjawab telpon suami saya. Waktu itu saya sedang berada dalam mobil tebengan seorang teman. Seisi mobil (ada tiga orang selain saya) langsung geger bahkan sebelum saya menyelesaikan percakapan saya di telpon. Rupanya kata sayangku itu yang jadi masalah :).

Gue seumur-umur kawin belum pernah tuh bilang gitu sama istri gue, kata seorang teman yang kebetulan satu-satunya lelaki dalam mobil itu.
Duuh…sayang..…
Romantis banget… gue sih gak bisa tuh begitu
kurang lebih begitu deh celetukan yang lain.

Bingung, dimana letak salahnya, kenapa jadi malu begini. Padahal saya sama sekali gak bermaksud ber-romantis2-ria, semua bener-bener spontan karena sudah menjadi kebiasaan. Kata sayang, cinta, dear, honey, darling sudah nggak diatur lagi sering keluar sendiri dari mulut saya, buat suami dan buat anak-anak.

‘Sayang-sayangan’ gak cuma saat senang. Lagi marah, sedih, ngantuk, laper, tetap kok pake kata sayang dkk meskipun dalam intonasi yang berbeda-beda. Percaya deh, kalimat sayang ini membuat kita tetap tidak 'berjarak' satu sama lain meskipun emosi jiwa lagi meluap.

Suami saya sendiri sudah gak menganggap kata-kata itu adalah kalimat romantis. Dulu waktu awal-awal menikah sih memang beliau ini masih suka salting kalo dipanggil mesra dikit, tapi sekarang sudah menjadi hal yang biasa banget.

Eits, tapi jangan salah, meskipun suami saya terbiasa mendengar saya berhamburan cinta dan sayang, bukan berarti dia juga terbiasa mengucapkan hal yang sama kepada saya. Makanya kalau dia sesekali memanggil saya sayang saya masih suka deg-degan, haha…

Suami saya juga punya panggilan sayang buat saya dan dia tahu betul kalau saya suka sekali dipanggil begitu olehnya, tapi jangan harap panggilan itu diucapkannya setiap saat. Hmmm.... nyenengin istri aja dihemat-hemat ya. Tapi bagus juga sih, jadinya gak cepet basi, masih tetap bisa bikin senyum mengembang lebar dan masih sanggup meredakan kesal kalau lagi 'ribut' :).

Jadi teman-teman semobil-setebengan-seperjuangan, maafkanlah saya yang suka gak sadar diri dan mungkin kemarin sudah membuat telinga kalian nyutnyutan. :D


ps: untuk cayangku yang lagi di Yogya…
segeralah pulang, apalah diriku tanpamuu.. huhu…

Friday, August 03, 2007

Motor oh... motor :)


Pernah nggak naik motor, trus keserempet motor lain, tapi motor kita bahkan gak goyang sama sekali? Nah.. tadi pagi kejadian tuh begitu, dua kali pula. Yang pertama di jalan Cinere Raya, mas Ipung sama sekali gak tau kalo motor di belakang nyenggol bumper motor kita alias paha sebelah kananku :p.

Waktu aku teriak kesakitan, dikiranya cuma kaget aja karena si motor oleng ke arah motor kita, trus yang punya motor juga udah melambaikan tangan tanda minta maaf. Okelah, cukup dong 'pemanasan' pagi itu.

Lah kok kejadian lagi di daerah Pondok Labu yang lagi macet banget. Biasa deh motor2 kan bergerombol kayak tawon gitu. Kali ini si moge yang berisik di sebelah motor kita yang menabrakkan rodanya ke paha dan kaki kananku (lagi). Astaghfirullah, sakitnyaa... sebagian telapak kakiku sempat nyelip ke roda depan si moge, hiks. Gak tahan juga sampe nangis.

Mas Ipung (yang motornya gak ngaruh sama sekali, busyet... bumpernya memang oke banget sih :p) baru 'ngeh' dan menghentikan motornya kira2 200 meter dari TKP trus memeriksa kakiku. Huhu... aku malah buru2 nyuruh mas Ipung jalan lagi, biar gak diliatin orang (soalnya si moge juga ikutan berhenti waktu lihat kita berhenti di pinggir jalan).

Aku nggak papa kok, bener, cuma sedikit memar di kaki dan sekujur kaki kanan berasa pegel aja sampe sekarang *ngelirik jam, sekarang jam 11 siang*.
Masih bersyukur kejadiannya pas udahan nganter mas Hafizh sekolah. Masih untung bukan kemarin waktu lagi bawa ciskek buat jeng Lesca (hwaa... bisa bubar deh itu kue secara aku memangkunya selalu diatas paha kanan :D)

Yang paling penting aku cuma perlu introspeksi nih, barangkali ini teguran ringan dari Allah buatku pribadi, barangkali ada kelalaian dalam menjalani hari yang lalu. Barangkali ini bisa jadi penggugur dosa kecil kalau berhasil melewati dengan ikhlas dan mengambil hikmahnya. Amiin.


ps: for my lovely biker, you're the best in the world,
but please be more carefull ya dear...
jalan raya di jakarta gak abis2nya bikin deg2an :)

.