Friday, November 17, 2006

Bersyukur lalu Bahagia

Membantu tim Pundi Amal menyalurkan sumbangan dari pemirsa, banyak sekali pelajaran yang bisa diambil. Yang paling utama adalah bersyukur!. Hal yang kadang lupa kita lakukan, padahal itu yang mestinya setiap saat harus kita lakukan. Lupa... kalau kita itu sudah diberi karunia, nikmat yang luar biasa disetiap helaan nafas kita. Padahal di luar sana banyak orang sulit untuk bernafas dengan nyaman sekalipun. Bagaimana mau bernafas nyaman kalau hidupnya di sekitar tempat pembuangan sampah, dengan bau busuk disana-sini kadang ditambah asap pembakaran sampah yang menyesakkan paru-paru. Atap rumah yang rendah, ruangan yang sempit dan dipenuhi oleh keluarga besar, tak pernah terbayangkan oleh kita, mungkinkah kita bisa hidup didalamnya?.

Di luar sana, banyak yang mau tak mau harus hidup dengan kondisi seperti itu. Nggak punya pilihan. Anak-anak pengisi masa depan Indonesia kelak, berpenyakit kudis, gatal-gatal, kurap, sampai batuk yang berkepanjangan. Pasrah. Tak terobati. 'Untuk makan saja susah' begitu kata orang tua mereka.

Sementara kita, dengan mudah menghamburkan sekian puluh, bahkan ratusan ribu untuk sekali makan. Pernahkah kita berpikir kalau uang sejumlah itu bisa membantu orang lain sekedar untuk beli obat generik, atau beli beberapa butir telur untuk menambah gizi anak-anaknya, atau membeli sandal jepit supaya anak-anak bisa bermain tanpa terkena resiko tetanus dan cacingan.
Paling tidak saat ini berhentilah kita mengeluh, tentang betapa kurangnya hidup kita selama ini.


Selama ini kita punya standar kebahagiaan. Bahwa bahagia adalah tercapainya semua yang diinginkan, materi yang banyak, keluarga yang utuh, terpenuhinya segala kebutuhan, dll. Memang benar semua itu bisa membuat bahagia. Tapi ternyata ada bahagia yang amat sangat, bisa kita dapat hanya karena kita mendengar ucapan terima kasih dari seorang ibu yang sangat terharu menerima sekantung sembako dari tangan kita. Atau melihat seorang nenek yang memamerkan kacamata baca barunya kepada cucunya. Juga saat melihat seorang balita yang tidak sabar menunggu suapan sebutir telur dan segelas kacang hijau dari tangan ibunya.


Bahagia, ternyata bisa didapat dengan cara membuat atau melihat orang lain bahagia.



(catatan yg tercecer dari Posko Kesehatan Pundi Amal SCTV)


3 previous comments

No comments: