Wednesday, July 26, 2006

Hafizh & Adiknya


Senang rasanya nggak perlu menghadapi kecemburuan berlebihan seorang kakak terhadap adik yang baru lahir. Malah agak surprise melihat betapa excitingnya Hafizh atas kehadiran adik barunya. Anak tetangga kami yang kebetulan seusia Hafizh dan juga punya adik baru tiba-tiba berubah jadi cengeng dan cenderung hiperaktif.

Alhamdulillah Hafizh bisa mengatasi kekhawatiran akan berkurangnya kasih sayang Ayah-Ibunya secara verbal, alias sering curhat sama Ibunya ;-). Jadi dia paham kalo kekhawatirannya itu nggak beralasan.

Pertama kali Hafizh lihat aku lagi bercanda sambil peluk2 dan cium2 Haqqi, dia cuma memperhatikan sambil diam (tapi tatapannya sendu gitu). Setelah si Adek aku tidurkan, baru Hafizh ngomong; “Ibu sayang ya sama Adek?” (aku jawab; Iya) “Jadi Ibu nggak sayang aku lagi?”.

Huaa... langsung kupeluk jagoanku itu erat-erat, sambil kujelaskan bahwa nggak mungkin, nggak akan mungkin, aku nggak sayang sama dia, malahan jadi makiiin sayang. Baru deh matanya berbinar-binar lagi tapi bibirnya masih sempet nanya “Ibu nggak bohong?”.

Duh anakku, masa sih kau meragukan cintaku ;-).

Tapi nggak berhenti sampai disitu sih, kadang-kadang kalo aku lagi gendong Haqqi, atau kalo aku barusan marah sama dia, tiba-tiba aja dia nanya seolah untuk meyakinkan dirinya sendiri “Ibu tetap sayang aku?”.
Hehe... aku juga nggak bosan untuk menjelaskan –sampai dia puas- betapa aku & ayahnya sangat sayang sama dia.

Hafizh nggak pernah jail sama Haqqi. Makanya suka aku percaya untuk menjaga adiknya. Kalo Haqqi sampe terbangun dari tidurnya, itu biasanya karena Hafizh nggak tahan untuk mencium pipi gembil adiknya itu. Kadang dia malah minta izin untuk membangunkan adiknya (dan selalu kutolak) supaya bisa diajak main atau ngobrol.

Lucu deh, Hafizh itu seolah menganggap Haqqi udah sebesar dirinya dan paham semua omongannya. Kadang dia membacakan buku dengan suara keras, atau mewarnai disebelah adeknya sambil bercerita, atau main apa aja disebelah adeknya seolah memang si Adek menyimak semua tingkah lakunya.



Kalo Hafizh lagi makan sesuatu yang enak, dia akan nawarin adiknya. Sering banget tiba-tiba aja dia suapin makanan ke mulutku. Katanya itu buat Adek (dia ngerti kalo si Adek makan apa aja yang aku makan melalui ASI). Nanti waktu aku menyusui, dia bakal nanya ke adiknya, “enak nggak kuenya, Dek?”. ;-)



Sekarang Hafizh udah mulai sekolah lagi. Pulang sekolah yang pertama dia cari adalah adiknya. Sekedar menyapa “Hallo Dek, aku udah pulang sekolah nih…”. Kalo adiknya nggak lagi tidur biasanya Hafizh langsung ngajak ngobrol, ngobrol apa aja. Kadang yang ndengerin ‘obrolan’ mereka suka ketawa sendiri. Mulai cerita tentang power ranger sampai cerita pengalaman disunat. Cerita yang terakhir ini isinya biasanya meng-encourage adeknya supaya nggak takut disunat dan diakhiri dengan memperlihatkan ‘tatat’-nya ke si adek ;-).

Hafizh juga suka maksa adiknya untuk nonton dia main bola di halaman belakang, sambil digendong Ibu tentu aja. Nanti sambil main bola Hafizh kayak ngajarin adiknya gitu: “gini nih Dek, caranya nendang bola…”.

Tapi kadang dia jadi suka frustasi sendiri, “Adek umur lima tahunnya masih lama ya Bu?”.


3 previous comments

No comments: