Tuesday, July 25, 2006

Tentang Khitanan Hafizh


Semua orang bingung, Hafizh mau dikhitan?

Kita berdua juga nggak nyangka Hafizh segampang itu mau dikhitan. Padahal kita nggak pernah memaksa atau membujuk secara berlebihan. Caranya cuma dengan ngobrol-ngobrol biasa, bahwa setiap anak laki-laki harus disunat cepat atau lambat. Diberitahu juga kalo rasanya bakalan sakit sebentar tapi hanya sekali itu aja seumur hidup.

Last minute pendaftaran Khitanan Bersama untuk karyawan di acara HUT kantor mas Ipung, tiba-tiba Hafizh bilang mau disunat. Malahan dia udah pengumuman ke teman-temannya kalo bakalan disunat.Ya udah daftar aja, yang kita tau metode yang dipakai adalah metode Smart Clamp yang cukup bagus.

Pokoknya Hafizh happy banget menjelang khitan. Eyang yang janji bakal beliin sepeda bikin dia tambah semangat, juga hadiah mobil remote control dari penyelenggara.

Pagi 8 Juli 2006, jam 7 rombongan berangkat, ada Eyang Manggarai dan Eyang Cibubur yang udah menginap sejak semalam. Ibu dan Nyai nggak ikut, nunggu dirumah aja.

Di tempat khitanan juga ada Mama Henda (Mama, dari kata Kalama = Paman, bahasa daerah Sumsel) dan Ngah (tante) Lili dari Lampung, juga Mama Iwan sekeluarga.
Pokoknya kayak rombongan haji deh.



Sebelum khitanan dimulai Hafizh senang banget ikutan acara yang dibuat untuk anak2, ada lomba-lomba (Hafizh dapat 2 hadiah perlombaan), trus ada badut juga.
Sekitar jam 11 giliran Hafizh untuk dikhitan tiba. Waktu sudah berbaring di tempat tidur Hafizh sempat telpon Ibunya dirumah, minta dibimbing berdoa. Jadi aku berdoa trus Hafizh mengikuti bacaan doanya gitu. Begitu telpon ditutup, sambil menyusui Adek, aku juga nggak berhenti berdoa buat Hafizh, semoga semua berjalan lancar, cepat dan sedikit saja sakit yang dirasa Hafizhku.

Sampai akhirnya telpon berdering lagi setengah jam kemudian, ternyata Hafizh dan rombongan sudah di dalam mobil dalam perjalanan pulang. Hafizh bicara lagi denganku tapi kali ini tanpa keceriaan seperti sebelumnya ;-(. Tampaknya Hafizh baru menangis hebat, duh rasanya tenggorokanku tercekat juga menahan tangis.

“sakit, Bu… tapi udah selesai”

Anak Ibu memang jagoan dan pemberani. Ibu bangga sekali sama Hafizh.
Proses khitanan diceritakan kemudian sama Mas Ipung. Tapi aku pass aja deh ceritanya, ngeri membayangkannya, nanti aku nangis lagi kayak waktu itu ;-)

Sampai di rumah (ternyata Hafizh belum mau pakai celana, padahal it’s oke karena ada clamp yang melindungi penisnya) selama kira2 satu jam Hafizh Cuma berbaring aja di tempat tidur sambil peluk mobil remote-nya. Hafizh cuma mau memperlihatkan tatat-nya ke aku. Oh iya Hafizh dari kecil membahasakan penisnya dengan ‘tatat’, nggak tau kenapa, tapi aku biarkan aja biar cuma kita orang2 terdekatnya yang ngerti kalo dia ngomong ‘jorok’ gitu didepan umum ;-)

Setelah dibujuk, akhirnya mau juga dia pake sarung. Setelah itu dia seperti lupa kalo baru abis disunat, langsung jalan-jalan dan main sama kerabat & sepupunya yang mulai berdatangan karena akan ada acara pengajian sore harinya. Benar-benar lupa karena memang tatat-nya aman di dalam clamp, sampai datang keinginannya untuk pipis. Untung kejadiannya setelah acara pengajian selesai, karena Hafizh dengan pede-nya pipis sendiri di kamar mandi. Jelas dia histeris ngliat darah yang keluar bareng air pipisnya, plus agak2 nyeri kali ya, sampai dia nggak bisa bergerak dan harus digendong Ayahnya keluar kamar mandi.

Sampai disini kita rada bingung gimana cara membersihkan clamp-nya. Ada sih panduannya, tapi kok kita nggak begitu yakin. Akhirnya aku telpon mbak Lita yang udah punya pengalaman dengan clamp ini waktu khitanan putranya. Makasih ya mbak, saat itu aku benar-benar tenang setelah telpon mbak Lita.



Setelah itu, hanya pipis kedua esok paginya Hafizh masih ketakutan, selebihnya semua berjalan seperti biasa kayak nggak ada yang abis khitan. Malamnya Hafizh tidur sambil peluk guling seperti biasa. Minggu sore udah mau pake celana pendek yang longgar, udah main bola dihalaman belakang walau dilarang (‘aku tendangnya pelan-pelan aja kok Bu’ katanya kalo dilarang). Untung ada mbak Intan, sepupunya dari Lampung, yang bisa menemani main ‘rumahan’ seperti ular tangga atau sekedar main game komputer bareng-bareng.

Masalah muncul ketika tiba saatnya untuk membuka clamp hari selasa 11 Juli masih di kantor mas Ipung. Sebenarnya nggak sakit, tapi begitu Hafizh melihat tatat-nya yang sudah tidak tertutup clamp, dia langsung menangis keras. Kali ini aku ikut melihat prosesnya sambil gendong Adek, kata mas Ipung Hafizh malah kolokan karena ada aku ;-). Memang kepala penisnya masih berwarna merah, Hafizh bilang ‘tatat-ku berdarah Bu’, susah meyakinkannya kalo everything’s fine. Pulang dari membuka clamp, kita langsung ke bandara menjemput Angga, Anggi & Sella, tiga sepupu Hafizh dari Lampung yang abis berlibur di Medan. Mereka benar-benar jadi hiburan buat Hafizh walaupun sampai dua hari kedepan Hafizh belum mau melihat tatat-nya sendiri. Jadi kalo pipis benar-benar harus ditemani karena kedua tangannya dipakai untuk menutup mata ;-).

Hari Kamis, Hafizh dan keempat sepupunya plus mbak Siti (supaya bisa menemaninya pipis) diantar-jemput mas Ipung ke mall Cinere untuk nonton Superman Returns.
Sayang kamis malam-nya semua sepupunya harus kembali ke Lampung karena liburan mereka udah hampir usai.

Hari Jumat, Hafizh udah berani melihat tatat-nya sambil tersenyum lebar. Katanya ‘tatat-ku sekarang kayak punya Ayah’. Hehehe….

Hari Sabtu udah mau pake kolor lagi.


berendam 1 jam sebelum buka clamp
pinjam bak mandi Adek ya...



Kan banyak yang nanya “rasanya kayak digigit semut ya Mas?”, biasanya Hafizh cuma geleng kepala kalo ditanya gitu. Tapi bisik bisik dia bilang ke aku,
Hafizh: rasanya nggak kayak digigit semut kok Bu
Aku : maksudnya nggak sakit gitu?
Hafizh: bukan, tapi rasanya kayak digigit harimau,
Aku : (ketawa) memangnya kamu tau rasanya gigitan harimau?
Hafizh: iih, Ibu nggak percaya, lihat aja tatat-ku sampai merah begini.

Pffiuh….ternyata begitu ya rasanya nyunatin anak. Hati ini jungkir balik nggak karuan (sambil nyengir ke mbak Lilik yang baru nyunatin Hafiz-nya). Ada banyak pelajaran untuk acara khitanan berikutnya, insyaAllah, untuk jagoanku yang berikutnya ;-)

previous comment

No comments: