Tuesday, March 27, 2007

Marah


Belum pernah cerita tentang mas Hafizh kalo lagi marah nih. Syereeem deh:). Ceritanya hari minggu malam kemarin kita ke Carefour untuk menukar lemari yang kita beli sehari sebelumnya (soalnya bahan rakitannya gak lengkap). Mas Hafizh memang semangat kalo diajak ke mall atau hypermart gitu, abis memang jarang diajak ke tempat2 itu sih.

Karena siangnya mas Hafizh gak berhenti bermain dan gak tidur siang, makanya gak lama mobil meluncur ke jalan raya, mas Hafizh juga sudah 'berlayar' dengan lelap. Sampai di parkiran Carefour mas Hafizh nggak juga bangun walaupun kita gedubrakan :). Jadi kita putuskan Ibu dan anak-anak tetap di mobil menunggu Ayah yang menukar barang.

Biasanya mas Hafizh kalo sudah tidur di mobil, sampai digendong ke tempat tidur juga nggak bangun. Tapi malam itu waktu kita sampai di gerbang komplek tiba-tiba mas Hafizh bangun sambil bingung, loh kita mau kemana Yah?.
Ayah-Ibu berpandangan, yaa alamat ngamuk deh nih anak :). Benar deh, mas Hafizh marah besar.

Marahnya mas Hafizh itu bukan berteriak-teriak kencang atau menangis keras. Tapi diam sambil wajahnya merah padam dan ditekuk berlapis tujuh (hiperbola). Kalau diajak bicara baru ngomong menyentak. Nggak bisa disentuh atau dibelai, pasti juga disentak. Pokoknya serem ih. Tapi lucunya, mas Hafizh itu gak bisa dicuekin, semua orang harus tau kalau dia lagi marah.

Karena dicuekin (Ibu menyusui adek dulu), mas Hafizh menghempaskan badannya ke sebelah Ibu. Menyentak- nyentakan kakinya ke tempat tidur, melemparkan guling, pokoknya membuat suara-suara mencari perhatian gitu deh. Selesai menyusui adek, baru Ibu tanya mas Hafizh;

+ mas kesel banget ya sama ayah ibu
~ (mengangguk, sambil pasang muka kenceng, menolak dipeluk)
+ maafin ayah ibu ya mas...
~ (menggeleng kuat)
+ gak mau maafin nih?
~ mas masih marah!

Akhirnya Ibu tinggal mas Hafizh di kamar, si Ayah mah anteng aja nonton tv (percuma ikut campur, mas Hafizh maunya diladenin Ibu :p). Ibu ke kamar mandi, beres-beres menjelang tidur. Eh ada yang menggedor kamar mandi. Pintu dibuka, mas Hafizh (dengan muka berlipat, kedua alis bertaut, mata melotot, bibir manyuuun) di depan pintu.

+ eh mas Hafizh...., mau sikat gigi mas? (tetap dg nada semanis madu)
~ (menggeleng kuat)
+ mau pipis?
~ (menggeleng kuat) mas marah banget!
+ oo... ya udah, tapi jangan lama-lama yaa..
~ (suara melunak) kalau mas marah Ibu tetap sayang kan?
+ iya dong cintakuuu... Ibu selalu sayang mas Hafizh.
~ (suara mengencang lagi) ya udah, mas mau marah sampai besok pagi! (langsung kabur ke kamar)

Hihi... mas Hafizh lucu deh, mau marah aja kok nanya dulu. Sebenarnya kalau kita juga berbalik marah ke dia, dia juga bakal berbalik merayu kita loh. Mas Hafizh itu paling takut kalau Ibu marah. Padahal Ibu kalau marah juga cuma diam aja, tapi ya itu, dia paling gak tahan dicuekin aja sama ibu. Tapi sekarang Ibu mau meladeni kemarahan mas Hafizh, soalnya kali ini dia memang layak untuk marah kan.

Ibu ikuti mas Hafizh ke kamar:
+ maas... jangan sampai besok dong marahnyaa..
~ biarin!
+ yaa...maafin ibu dong, ibu jadi sedih niih...
~ biarin!
+ kasih tau dong besok kalau begitu lagi ibu harus gimana?
~ ya mas dibangunin!
+ kalau banguninnya susah gimana?
~ ya digendong!
+ siapa yang gendong? Ayah bawa kardus lemari, Ibu gendong adek kan?
~ (diam, tapi sudah mau dibelai kepalanya)
+ Ibu & adek juga gak turun nungguin mas, karena Ibu sayang sama mas
~ (diam, tapi mukanya sudah melunak)
+ Ibu janji deh, besok2 ibu bakal paksa aja mas bangun, gitu?
~ (mengangguk pelan)
+ jadi ayah ibu dimaafin kan?
~ (mengangguk sambil peluk ibu)
+ makasih ya maas... (berpelukaaan)
~ aku sayang ibu, huhu... (loh malah nangis)

Begitulah, malam itu semua berakhir dengan damai. Gampang kan menghandle mas Hafizh kalau marah, cukup diakui aja kemarahannya, setulus hati minta maaf, pasti dia langsung lumer :).

Ah, anak Ibu...



7 previous comments

No comments: